Defisit Anggaran Sudah Rp183,7 Triliun, Begini Penjelasan Menkeu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Instagram @smindrawati.

VIVA – Penerimaan negara yang masih lemah menyebabkan defisit anggaran kian lebar, bahkan sudah mencapai Rp183,7 triliun. Ini artinya sudah melampaui 1 persen di atas Produk Domestik Bruto. 

Postur APBN 2022, Defisit Anggaran Diperkirakan Rp808,2 Triliun

Sementara itu, utang pemerintah kembali melonjak hingga menembus Rp4.603 triliun. Ketidakpastian dan pelemahan ekonomi global mulai berdampak signifikan terhadap kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 
Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan, hingga 31 Juli 2019 pendapatan negara dari semua pos penerimaan baru mencapai Rp1.052,8 triliun. Sebaliknya, belanja negara justru melonjak sebesar Rp1.236,5 triliun. 

Akibatnya anggaran negara mengalami defisit Rp1.83,7 triliun. Ini berarti setara 1,14 persen dari PDB.

Jokowi Rencanakan Defisit RAPBN 2021 Rp971,2 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan realisasi defisit tidak serendah yang direncanakan akibat penerimaan negara yang lemah. Hal ini menunjukkan ekonomi domestik tengah tertekan oleh gejolak dan merosotnya harga komoditas. 

"Namun kita akan terus menjaga dinamika pada semester kedua ini," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Pemerintah Tarik Utang Rp356,1 Triliun Biayai Defisit Mei 2020

Simak penjelasan lengkap dari Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait defisit anggaran dan penyebabnya dalam tayangan program Kabar Pasar tvOne berikut ini:

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Defisit Anggaran RAPBN 2022 Diusulkan hingga Rp881,3 Triliun

Berdasarkan presentasi, Sri Mulyani ungkap, defisit anggaran RAPBN 2022 ada di kisaran 4,51 persen 4,85 persen terhadap PDB.

img_title
VIVA.co.id
20 Mei 2021