Italia dan Sisa Kemegahan Umat Manusia

Coliseum Roma, Italia
Sumber :
  • vstory

VIVA – Ini cerita saya di masa karantina mandiri akibat pandemi covid-19, dalam sebuah sambungan telepon dengan seorang kawan, kami mengobrol soal coronavirus dan berhenti pada satu kata yaitu Italia. Kawan saya bertanya, ‘Kenapa tidak membahas Italia? Yang tingkat kematiannya paling tinggi melampaui China’.

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Saya sampaikan, ‘Untuk membahas itu kita perlu cermati dahulu masuknya tentara Rusia Ke Italia. Ini menarik, karena Italia sebagai kiblat Kristen Katolik (Vatikan Roma) sejak dulu kala selalu berbeda pendapat dengan Kristen Ortodoks Rusia. Masuknya Rusia ke Italia adalah sebuah pertanda bahwa dunia telah bersiap dalam situasi (penetrasi) yang lebih dalam’

Di tengah perbincangan tiba-tiba terdengar suara dari dalam rumah ‘Yayah masuk, mandi’. Ternyata itu adalah suara anak saya yang beranjak 2 tahun dan mulai pandai berbicara. Saya pun tertawa dan akhirnya dengan sukacita saya mengakhiri perbincangan di telpon. Meskipun demikian, saya memiliki obligasi moral kepada kawan itu untuk menyelesaikan obrolan yang tertunda.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Bicara tentang sebuah negara cantik dengan sejarah panjang dan prestasi yang tak lekang dimakan zaman. Adalah Italia, negri yang sempat menyematkan diri menjadi penguasa dunia dibawah Julius Caesar yang membentuk kekaisaran Roma. Negeri yang telah banyak melahirkan filsuf dan pemikir-pemikir besar dengan karya-karya agung mereka yang menjadi tonggak peradaban eropa, dunia barat bahkan dunia.

Di era dunia olahraga modern pun, Italia menjadi pusat perhatian dunia dengan kompetisi sepakbola Serie A. Pemain dengan kualitas tertinggi di dekade 90an adanya ya di Serie A, di mana tidak ada satupun pesepakbola yang tidak mau bermain di kompetisi Serie A. Siapa yang tidak kenal AC Milan, Juventus, Inter Milan, AS Roma. Siapa yang bisa menyanggah bahwa Italia adalah kiblat dunia sepakbola kala itu.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Di Uni Eropa, Italia dikenal sebagai pendiri Uni Eropa dan NATO. Italia juga suporter utama berdirinya Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development) disingkat OECD, dan juga anggota aktif di lembaga-lembaga internasional lainnya.

Namun dewasa ini, seluruh dunia mengingat Italia sebagai negara dengan jumlah kematian tertinggi akibat coronavirus. Berdasarkan data resmi Singapore per/tanggal 10 April 2020. Korban tewas di Italia adalah yang tertinggi di dunia, yaitu di angka 18.279. Sedangkan angka kesembuhan yang dilaporkan ada 28.479. Secara total, total angka kasus yang dikonfirmasi adalah 143.626.

Seluruh dunia membantu Italia, mengingat posisi Italia yang sentral dalam percaturan dunia internasional, baik secara politik, ekonomi, sosial budaya dan pariwisata. Namun hanya 3 negara yang menarik perhatian saya, yaitu: Kuba, China dan Rusia.

Bantuan China, Kuba dan Rusia

China mengirimkan bantuan berupa 2,2 juta masker dan 50.000 alat uji ke Uni Eropa untuk mengatasi penyebaran COVID-19. Khusus untuk Italia, China mengirim Sebanyak 12 pakar medis dari provinsi Zhejiang China Timur dikirim ke semenanjung Apennine, Italia.

Tim medis dari Zhejiang itu terdiri dari beberapa ahli rumah sakit provinsi dan pusat Zhejiang untuk pencegahan dan pengendalian penyakit. Para ahli berasal dari berbagai departemen termasuk pernapasan, perawatan intensif, penyakit menular dan pengobatan tradisional China (Traditional Chinese Medicine).

Selain itu, China juga menyumbang peralatan ICU dan peralatan medis lain seperti puluhan set ventilator, monitor, dan pompa infus saluran ganda. Juga ada dua mesin ultrasound warna portabel serta 60 ribu cairan reagen untuk pengujian. Secara keseluruhan, China telah mengirim 35,4 ton pasokan medis dan obat-obatan untuk Covid-19 ke Italia.

Sebelumnya, perusahan China Pabrik susu formula Blue River Dairy di Hunan, China Tengah telah menyumbang pasokan medis senilai 2,4 juta yuan ke Italia. Di dalam bantuan itu terdiri dari 40 ribu masker respirator N95, 1.800 jas hazmat pelindung, 250 ribu pasang sarung tangan medis yang semuanya memenuhi standar kualitas Uni Eropa.

Sementara itu, perusahaan lain seperti Zoomlion Heavy Industri Science & Technology Co. Ltd di Hunan mengirimkan 50 ribu masker ke Lombardy, Italia. Masker itu juga memenuhi kriteria standar Uni Eropa. Selain itu, mereka juga mengirim 20 ribu masker ke CIFA, untuk membantu 600 karyawan di sana melawan virus corona.

Kuba baru-baru ini juga turut mengirimkan 53 tenaga medis-nya untuk misi kemanusiaan pengobatan korban Corona di Italia. Para dokter dan perawat Kuba yang dikirim ke Italia merupakan tim yang bekerja untuk menyelamatkan warga Sierra Leone di Afrika Barat yang diserang virus Ebola tahun 2014 dan kolera di Haiti tahun 2010.

Sedangkan pemerintah Rusia mengirimkan delapan tim ahli virologi dan dokter militer, beserta sejumlah peralatan medis ke Italia dengan pesawat militer. Di antara mereka yang pergi ke Italia adalah orang-orang yang berjuang melawan epidemi Ebola di Afrika. Mereka memiliki pengalaman situasi krisis. Para spesialis membawa serta peralatan medis mutakhir yang diresmikan pada pameran militer Army-2018 dan Army-2019 di luar Moskow. Selain membantu merawat pasien, Rusia juga tengah berusaha mencari tahu genom virus corona "Eropa" untuk mengantisipasi penyebaran pandemi di dalam negeri.

Seberapa spesialkah hubungan China dengan Italia, sehingga begitu melimpah bantuan yang diberikan China kepada Italia? Dan mengapa Kuba yang nun jauh disana turut membantu Italia? Juga Rusia yang notabene selalu bertentangan secara ideologis dengan Italia (kristen ortodoks - kristen katolik).

Italia Sebagai Sentral Kesehatan Uni Eropa

Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Eropa dikenal sebagai tempat bagi rumah sakit atau fasilitas kesehatan terbaik di dunia. Dan Italia merupakan negara yang menjadi produsen obat - obatan terbesar di Uni Eropa. Italia juga mengekspor hampir 80 persen produksi dalam negeri.
Namun seiring melonjaknya kasus virus corona di benua itu, negara yang dikenal memiliki sistem kesehatan terbaik justru kesulitan menghadapi pandemi ini.

Negara-negara di Eropa biasanya menjadi pendonor jika terjadi wabah di negara-negara miskin, tapi kondisi saat ini negara seperti Italia, Prancis, dan Spanyol membutuhkan bantuan darurat.

Itulah mengapa Kuba ikut andil mengirimkan tenaga medisnya ke Italia. Tentu dalam benak kita bertanya, memangnya Kuba bisa apa? Memang benar, secara ekonomi, Kuba adalah negara Miskin. Yang menakjubkan, kendati disebut negara miskin, sistim kesehatan Kuba termasuk yang terbaik di dunia. Bahkan bisa menyamai negara-negara maju. Apa saja prestasi Kuba di bidang kesehatan?

1. Layanan kesehatan universal dan gratis.
2. Mengutamakan “pencegahan” ketimbang mengobati.
3. Fasilitas kesehatan yang maju.
4. Menciptakan teknologi dan obat-obat sendiri secara mandiri.
5. Tenaga dokter melimpah.
6. Kuba terdepan dalam solidaritas internasional/kemanuasiaan sejak 1960

Di Kuba tidak ada kasus gizi buruk. Cakupan program imunisasi di Kuba juga mencapai 99 persen. Sejak 1979 Kuba terbebas dari Difteri, campak (1993), Batuk rejan/Pertussis (1994), Rubella (1995), Polio, Tetanus, demam tifoid, dan lain-lain. Sebagian besar vaksin yang digunakan Kuba adalah hasil temuan dan produksi sendiri.

Tahun 2015, WHO menetapkan Kuba sebagai negara pertama di dunia yang berhasil menghapuskan penularan HIV dan Sipilis dari ibu ke anak. Di tahun 2018 ini, angka harapan hidup manusia Kuba sudah mencapai 78.86. Hanya beda tipis dengan US yang berada di angka 79.28.

Itulah istimewanya Kuba, sehingga China melakukan hubungan dagang dengan Kuba, dimana di antara 30 obat-obatan yang dipilih Komisi Kesehatan Nasional China untuk melawan virus, adalah obat anti-virus Kuba Interferon Alpha 2b. Obat ini telah diproduksi di China sejak 2003, oleh perusahaan ChangHeber, perusahaan patungan Kuba-China.

Rontoknya Eropa akibat wabah adalah pukulan bagi dunia kesehatan. Hancurnya Cattenacio Italia yang notabene sebagai pusat kesehatan di Uni Eropa adalah sebuah sinyal bahwa pertahanan kesehatan yang paling mapan dan tangguh di Eropa saja bisa ditembus dan dihancurkan oleh coronavirus. Eropa khususnya Italia adalah yang paling menderita akibat wabah ini. Ini menabjubkan, mengingat jarak antara China (Wuhan) dengan Italia (Milan) terbentang jarak 8700 km.

Hubungan Italia (Kristen Katolik - Vatikan Roma) dengan Rusia (Kristen Ortodoks)

Runcingnya hubungan kedua pusat agama Kristen ini sudah berlangsung sangat lama, bahkan berabad-abad. Gereja Ortodoks mulai absen dari acara pengangkatan Paus sejak tahun 1054 silam. Saat itu Gereja Ortodoks dan Gereja Katolik Roma mengalami perpecahan yang masih terus berjalan hingga kini.

Hingga perbedaan yang paling modern adalah perbedaan sikap mengenai LGBT. Dimana Katolik Roma melalui Paus Franciscus tidak mempermasalahkan hubungan sesama jenis. Hal ini bertentangan dengan sikap Kristen Ortodoks Rusia yang menolak pernikahan sesama jenis. Bahkan Putin pada tahun 2018 menegaskan, selama dirinya menjadi Presiden dilarang melakukan pernikahan sesama jenis di Rusia.

Hubungan keduanya mulai mereda pada tahun 2013, ketika kunjungan Pemimpin Gereja Ortodoks Patriarkh Bartholomeus ke Vatikan menjadi kunjungan pertama yang bersejarah. Diperkuat kemudian dengan kunjungan Putin ke Vatikan pada bulan Juli 2019, meskipun telat 45 menit. Lobby Moskow ditindaklanjuti dengan komunikasi intensif dengan Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte pada Maret 2020, dan kesepakatan kemudian dicapai antara masing-masing menteri pertahanan kedua negara.

Kremlin mengatakan Putin telah menyatakan dukungannya kepada para pemimpin dan orang-orang Italia dalam situasi sangat sulit yang mereka hadapi dan telah memperhatikan permintaan bantuan dari Italia.

Moskow telah berusaha membangun hubungan dekat dengan NATO dan anggota Uni Eropa, Italia, dalam beberapa tahun terakhir. Moskow meminta Roma membantu membujuk Uni Eropa untuk mencabut sanksi yang dikenakan atas aneksasi Rusia atas Ukraina dari Krimea pada 2014 - meskipun sanksi itu tetap ada.

Inilah yang kita sebut kemudian sebagai ‘Tidak ada makan siang gratis’

Hubungan Dagang Italia - China

‘Amerika Serikat mengatakan bahwa kesepakatan dengan Insiatif Sabuk dan Jalan China dapat merusak posisi Internasional Italia. PM Italia Giuseppe Conte mengikuti pemerintah sebelumnya dengan memberi lebih banyak akses kepada perusahaan China ke pelabuhan Trieste dan mendorong kolaborasi sektor energi. Presiden China Xi Jinping diperkirakan akan mengunjungi Italia mulai tanggal 22-24 Maret 2019, dimana saat itu Italia dan china akan menyetujui kesepakatan kerangka kerja’
Oleh: Stuart Lau (South China Morning Post) Maret 2019

Inisiasi ini adalah puncak konflik fase awal AS dengan Italia, dimana China telah sekali lagi menyanggah tudingan bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI) miliknya adalah bentuk dari diplomasi jebakan utang China ataupun suatu alat geopolitis untuk memperluas pengaruh China. China menegaskan bahwa negara-negara yang berpartisipasi bisa berkembang lebih cepat dan telah mendapatkan manfaat seutuhnya.

Itulah mengapa China membangun hubungan dagang yang panjang dengan Italia, serta bantuan yang luar biasa banyak kepada Italia, semua untuk kepentingan Inisiatif Sabuk dan Jalan, atau biasa kita kenal dengan istilah Jalur Sutera Kuno

Pabrik susu formula Blue River Dairy di Hunan, China Tengah adalah salah satu donatur bantuan ke Italia. Perusahaan susu asal China itu rupanya pernah menjalin kerjasama dengan produsen susu Italia, Alimenta dan berakhir pada 2016 lalu. Hasil kerjasama itu menghasilkan pabrik susu formula dan pabrik bahan susu domba di Sardinia pada medio tahun 2018.

Perusahaan lain yang ikut menyumbang bantuan ke Lombardy, Italia adalah Zoomlion Heavy Industri Science & Technology Co. Ltd di Hunan. Bantuan spesifik 20.000 masker yang memenuhi standard Uni Eropa itu diberikan ke CIFA, sebuah pabrik mesin beton di Milan yang diakuisisi China pada 2008.

Hubungan mesra China Italia semakin intim ketika Italia dilanda krisis politik pada tahun 2018 usai sejumlah kelompok gagal menghasilkan pemerintahan koalisi baru. Krisis politik yang terjadi di Italia mengguncang ekonomi Uni Eropa (UE). Hal tersebut membuat kekhawatiran kalangan investor karena ekonomi Italia termasuk terbesar ketiga di zona Euro.

Krisis politik membuat Italia terkucilkan di Uni Eropa, imbasnya ketika wabah pandemi coronavirus ini menghantam Italia. Uni Eropa enggan bergeming mengulurkan bantuan bagi anggotanya. Bahkan saat Italia, bersama dengan Prancis dan Spanyol tengah mendorong rencana penerbitan obligasi bersama (joint bond) kepada Uni Eropa sebagai stimulus ekonomi ditengah penyebaran virus corona. Permintaan ini enggan begitu saja dilakukan Anggota yang lain, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, pihaknya bersedia membahas rencana ini. Kendati demikian, pihaknya belum tentu akan mendukung program tersebut.

Sikap Uni Eropa ini bukan saja semakin mengucilkan Italia, namun juga akan membuat hubungan China-Italia menjadi semakin mesra. Ditambah lagi tekanan Moskow yang semakin akur dengan Vatikan Roma membuat tekanan kepada Washington meningkat.

Stabilitas Harga Minyak Dunia

Selanjutnya adalah perkembangan harga minyak dunia yang sempat dibawah 20 USD per/barel. Arab mengancam akan membanjiri pasokan minyak jika semua pihak bermain harga, artinya pembeli hanya perlu membayar ongkos angkut/transportasi. AS menekan melalui OPEC harus terjadi stabilitas harga minyak, Rusia setuju selama AS ikut dalam komitmen tersebut. Inilah sekarang kita melihat harga minyak dunia sudah mulai stabil di kisaran 25-27 USD/barel dalam waktu singkat.

Mengapa stabilitas harga minyak dunia menjadi penting? Karena seluruh dunia menggunakan asumsi dasar pemasukan kas negara adalah harga minyak dunia. Inilah nanti yang akan menjadi standard acuan perhitungan lembaga donor memberikan paket bantuan stabilitas ekonomi global.

China terlalu besar untuk dikekang, tetapi agresifitasnya dapat dibatasi melalui tindakan tegas oleh saingan dan negara-negara tetangga. Richard Heydarian (pengamat politik Asia) berpendapat, alih-alih mempertaruhkan konflik langsung dengan berusaha untuk mempermalukan China, cara terbaik yang harus dilakukan adalah dengan mendorong negara lain pada komitmen yang lebih besar terhadap sistem internasional berbasis aturan, serta menghormati kepentingan sah negara-negara tetangga kecilnya. Mirip dengan ciri khas lembaga donor termasyur di jagad ini.

Jalur Sutera di Asia Tenggara

Di Indonesia, tentu kita familiar dengan istilah Jalur Sutera, Laut Cina Selatan yang masih masuk teritorial Indonesia. Inilah selalu yang menjadi target China. Sikap Indonesia sulit diukur oleh China meskipun sudah beberapa kedua negara mengikatkan diri dalam hubungan dagang dan kerjasama bilateral lainnya. Cina Glodok tidak dianggap sebagai bagian Masyarakat Diaspora China, hal ini wajar saja karena komunitas cina indonesia besar ketika zaman Orde Baru, dimana Indonesia mesra dengan negara adidaya Amerika Serikat. Generasi kedua cina indonesia banyak disekolahkan dan dibesarkan di negeri Paman Sam. Sehingga meskipun berasal dari satu rumpun yang sama, namun pandangan ideologinya tidak sama dengan China Tiongkok.

Berbeda dengan Indonesia, Malaysia meskipun luas negaranya tidak besar namun Malaysia memahami dirinya memiliki posisi yang sangat strategis dalam geopolitik dan selalu menjadi tempat yang ingin dikuasai oleh China. Itulah mengapa PM Malaysia, Mahathir Muhammad, pada Agustus 2018 membatalkan proyek dengan Tiongkok senilai USD. 22 miliar itu, termasuk pembangunan jalur kereta api berkecepatan tinggi.

Well mate, demikian yang bisa saya sampaikan, semoga lunas obrolan yang tertunda di telepon kemarin. Seperti yang pernah saya katakan ‘Ya, badai akan berlalu, umat manusia akan selamat, sebagian besar dari kita masih hidup - tetapi kita akan mendiami dunia yang berbeda.’  (Budi Setiawan; Direktur Sosial Politik One Nation - Political and Public Policy Consulting)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.