Catatan Ringan: Ada Apa dengan Gita Wirjawan?

Gita Wirjawan, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan KADIN.
Sumber :
  • vstory

VIVA - Lama menghilang. Begitu muncul, apa yang disampaikannya menjadi trending topic. Siapa dia? Dia adalah Menteri Perdagangan era Pak SBY, Gita Wirjawan. Gita saat ini aktif di KADIN Indonesia.

Posisinya sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan. Jadi kalau bicara ekonomi makro dan mikro, Gita bukan saja tepat, tapi sangat layak. Ditambah lagi rekam jejaknya, pengalamannya di swasta dan pernah duduk di kabinet sebagai Menteri Perdagangan semakin mempetegas kelayakannya.

Beberapa waktu lalu, Gita Wirjawan mengusulkan kepada Bank Indonesia (BI) untuk mencetak uang sebanyak Rp4.000 triliun! Tujuannya, untuk mengatasi persoalan ekonomi karena dampak pandemi virus corona (Covid-19). Sontak publik pun geger. Silang pendapat terjadi antar BI, Pemerintah dan kalangan DPR. Publik pun terbelah, terpolarisasi. Pro kontra terjadi.

Cetak uang? Tidak salah seorang Gita Wirjawan yang sekolah dan pernah bekerja di lembaga keuangan papan atas dunia menyampaikan hal itu? Anak SD juga tahu kalau cetak uang akan langsung mendorong inflasi. Itulah beragam respons atas pendapat Gita Wirjawan.

Apa yang melatarbelakangi seorang Gita menyampaikan hal itu? Sebagai Wakil Ketua Dewan petimbangan KADIN Indonesia, Gita pasti memperoleh informasi akurat terkait kondisi terkini dunia usaha nasional. Apalagi sejak PSBB diberlakukan, sejumlah sektor UMKM, pengolahan, pariwisata, kontruksi, properti dan lain-lain menjadi rentan dan goyah.

Covid-19 memang bukan saja menyerang kesehatan semata, tapi juga meruntuhkan sendi-sendi perekonomian global dan nasional. Dari usaha skala besar hingga usaha yang berskala kecil, bernafas teretersenggal-senggal bak positif Covid-19. Bisa bertahan saja, itu sudah bonus luar biasa.

Selama ini, dunia usaha dari yang kecil hingga besar berkontribusi membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pajak dunia usaha adalah tulang punggung pendapatan negara. Penciptaan dan penyerapan lapangan kerja, dunia usaha juga lebih besar di banding pemerintah.

Pesan Gita Wirjawan terkait cetak uang di atas bisa ditafsirkan, bahwa sudah waktunya bagi seluruh pemangku kepentingan; DPR, Pemerintah dan BI, membayar kembali (payback) atas apa yang selama ini dilakukan dunia usaha nasional dalam menopang pendapatan negara dari sektor pajak.

Saat ini, pengusaha UMKM yang jumlahnya 65 juta UMKM, termasuk petani, peternak, nelayan, pedagang kaki lima, industri rumah tangga menurutnya bermasalah dalam modal kerja dan pembayaran kredit ke perbankan.

PHK massal di UMKM tak terelakkan, dan menurut versi Kadin Indonesia jumlah PHK mencapai 50 juta. Artinya hampir 50 juta orang tidak berpenghasilan seperti sediakala.

Untuk itulah, Gita menyampaikan padangan yang di luar dari kebiasaan. Cetak uang! Perlu penjelasan rinci terkait hal tersebut. Proses pencetakan uang yang dimaksud Gita itu diawali dengan pemerintah mengeluarkan surat utang (bond) yang dibeli oleh BI dengan suku bunga sangat rendah. Selanjutnya, uang tersebut masuk ke dalam sistim keuangan pemerintah (APBN).

Setelah itu, pemerintah bisa melaksanakan berbagai program pemulihan ekonomi nasional dengan memberikan berbagai stimulus kepada dunia usaha yang nantinya dibayar kembali oleh dunia usaha baik langsung, maupun lewat setoran pajak.

Sebelum ini, BI sudah melakukannya melalui Quantitative Easing (QE) dengan menginjeksi likuiditas perbankan dalam jumlah besar, Rp503,8 triliun. Lantas kenapa BI gamang atau tidak mau menginjeksi keuangan pemerintah dengan membeli surat utang pemerintah?

Cetak uang memang tak biasa, dan Gita Wirjawan pun mengakui di luar kebiasaan selama ini. Tapi dia menganggap pencetakan uang ini sebagai satu-satunya alternatif untuk mencapai likuiditas yang dibutuhkan negara saat ini dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Sekali muncul, Gita Wirjawan langsung ngehit. (Lalu Mara Satriawangsa)

Pemkab OKU Timur Sabet Opini WTP ke-12, Bupati Lanosin: Alhamdulillah
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie

Pemkot Tangsel Raih Opini WTP 12 Kali Berturut, Benyamin: Kami Selalu Bertekad Pertahankannya

Pencapaian Opini WTP Pemkot Tangsel ini yang ketiga di bawah kepemimpinan Wali Kota Benyamin Davnie dan Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.