Brand Expert: Konglomerat Kehilangan Pegangan dalam Membesarkan Brand
- vstory
VIVA - Goenardjoadi Gunawan MM, dari Brand Expert, menjelaskan bahwa tahun 2020-2021 banyak konglomerat kehilangan pegangan dalam mengembangkan Brand.
Contohnya beberapa brand misalnya, WRP & Slim and fit zaman old sangat terkenal, namun secara market share tidak berkembang alias hidup enggan mati tak mau.
Lebih lanjut, diuraikan Brand expert Goenardjoadi Gunawan MM, zaman old dipastikan brand dikembangkan melalui media advertising, zaman now, media mengalami keruntuhan, tidak lagi dijadikan road map.
Harus butuh Brand roadmap baru melibatkan operation, market development, dan media communication secara terukur.
Dulu ukuran Brand adalah awareness, dan top of mind, zaman now ukurannya consumer engagement.
Beberapa orang pemerintah US misalnya menggunakan TikTok dalam kampanye vaksinasi. Di Indonesia kampanye vaksinasi minim sekali, dan kalah perang dengan kelompok anti vaksin.
Beberapa potensi besar pasar Indonesia terbuka lebar untuk Brand andalan, contohnya Qtela pasar chips masih sangat besar terutama untuk uniform chips seperti Pringles, Promina terbuka lebar untuk makanan bayi, Supermie penuh potensi dibandingkan dengan Brand loyalty Indomie di Afrika yang sudah mencapai level currency di penjara.
Indomilk pasar susu skim dan creamer sudah menjadi Sembako, Kul kul ciz menjadi potensi seperti Richeese, Tiga sapi pasar susu olahan sangat potensi dengan pemain tunggal Susu Ultra , dll. (Goenardjoadi Gunawan MM, Brand Expert)