Instrumen Pengumpulan Data

Ilustrasi Penelitian
Sumber :
  • pixabay.com

VIVA – Kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data. Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian, tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama jika peneliti menggunakan metode yang rawan terhadap masuknya unsur subjektif peneliti.

Kaca Film Ini Bisa Melindungi Layar Instrumen Mobil

Itulah sebabnya menyusun instrumen pengumpulan data harus ditangani secara serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya yaitu pengumpulan variabel yang tepat.

Pengumpulan data dalam penelitian perlu dipantau agar data yang diperoleh dapat terjaga tingkat validitas dan reliabilitasnya. Meskipun menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, tetapi jika dalam proses penelitian tidak diperhatikan sehingga data yang terkumpul hanya onggokkan sampah.

Sri Mulyani Beberkan Manfaat Lelang Bagi UMKM dan Pengelolaan Aset Negara

Oleh karena itu, pengumpul data walaupun nampaknya hanya sekadar pengumpul data tetapi harus tetap memenuhi persyaratan tertentu yang memiliki keahlian yang cukup untuk melakukannya.

A. Pengertian Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data tersebut agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah atau dianalisis. Instrumen penelitian merupakan sarana yang diwujudkan dalam bentuk benda misalkan: angket, daftar cocok, pedoman wawancara, lembar pengamatan, soal tes, skala ,inventori dan lain-lain. (Malik, 2018:67)

BI Bakal Luncurkan Instrumen Keuangan Baru SVBI dan SUVBI, Ini Alasannya

B. Bentuk Instrumen Pengumpulan Data
Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data, misal metode wawancara yang instrumennya pedoman wawancara. Metode angket atau kuesioner, instrumennya berupa angket atau kuesioner. Metode tes, instrumennya adalah soal tes, tetapi metode observasi, instrumennya bernama chek-list .

Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi, karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Dalam hal ini terdapat dua macam alat evaluasi yang dapat dikembangkan menjadi instrumen penelitian, yaitu tes dan non-tes.

1. Bentuk Instrumen Tes
Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, ata sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian. Lembar instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri atas butir- butir soal. Setiap butir soal mewakili satu jenis variabel yang diukur. Berdasarkan sasaran dan objek yang diteliti, terdapat beberapa macam tes, yaitu:

a. Tes kepribadian atau personality test, digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang yang menyangkut konsep pribadi, kreativitas, disiplin, kemampuan, bakat khusus, dan sebagainya,
b. Tes bakat atau aptitude test, tes ini digunakan untuk mengetahui bakat seseorang,
c. Tes inteligensi atau intelligence test, memperkirakan tingkat intelektual seseorang
d. Tes sikap atau attitude test, digunakan untuk mengukur berbagai sikap orang dalam menghadapi suatu kondisi.
e. Tes minat atau measures of interest, ditujukan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu,
f. Tes prestasi atau achievement test, digunakan untuk mengetahui pencapaian seseorang setelah dia mempelajari sesuatu.

Bentuk instrumen ini dapat dipergunakan salah satunya dalam mengevaluasi kemampuan hasil belajar siswa di sekolah dasar, tentu dengan memperhatikan aspek aspek mendasar seperti kemampuan dalam pengetahuan, sikap serta keterampilan yang dimiliki baik setelah menyelesaikan salah satu materi tertentu atau seluruh materi yang telah disampaikan.

2. Bentuk Instrumen Angket atau Kuesioner Angket atau Kuesioner
adalah metode pengumpulan data, instrumennya disebut sesuai dengan nama metodenya.

Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah pertanyaan tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden tentang apa yang ia alami dan ketahuinya.

Bentuk kuesioner yang dibuat sebagai instrumen sangat beragam, seperti:
a. Kuesioner terbuka, responden bebas menjawab dengan kalimatnya sendiri, bentuknya sama dengan kuesioner isian.
b. Kuesioner tertutup, responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan, bentuknya sama dengan kuesioner pilihan ganda
c. Kuesioner langsung, responden menjawab pertanyaan seputar dirinya
d. Kuesioner tidak langsung, responden menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan orang lain
e. Check list, yaitu daftar isian yang bersifat tertutup, responden tinggal membubuhkan tanda check pada kolom jawaban yang tersedia
f. Skala bertingkat, jawaban responden dilengkapi dengan pernyataan bertingkat, biasanya menunjukkan skala sikap yang mencakup rentang dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju terhadap pernyataannya.

Setelah bentuk kuesioner ditetapkan, langkah selanjutnya adalah membuat pertanyaan dengan mempertimbangkan jumlah pertanyaan agar tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, yang penting disesuaikan dengan indikator yang ditetapkan.

3. Bentuk Instrumen Interview
Suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari responden dinamakan interview. Instrumennya dinamakan pedoman wawancara atau interview guide.

Dalam pelaksanaannya, interview dapat dilakukan secara bebas artinya pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada terwawancara tanpa harus membawa lembar pedomannya. Syarat interview seperti ini adalah pewawancara harus tetap mengingat data yang harus terkumpul.

4. Bentuk Instrumen Observasi
Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data. Jadi observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, atau kalau perlu dengan pengecapan. Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat berupa pedoman pengamatan, tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara.

5. Bentuk Instrumen Skala Bertingkat Atau Rating Scale
Bentuk instrumen dengan skala bertingkat lebih memudahkan peneliti untuk mengetahui pendapat responden lebih mendalam tentang variabel yang diteliti. Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Yang harus diperhatikan dalam pembuatan rating scale adalah kehati-hatian dalam membuat skala, agar pernyataan yang diskalakan mudah diinterpretasi dan responden dapat memberikan jawaban secara jujur.

6. Bentuk Instrumen Dokumentasi
Bentuk instrumen dokumentasi terdiri atas dua macam yaitu pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya, dan check-list yang memuat daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.

Perbedaan antara kedua bentuk instrumen ini terletak pada intensitas gejala yang diteliti. Pada pedoman dokumentasi, peneliti cukup menuliskan tanda centang dalam kolom gejala, sedangkan pada check-list, peneliti memberikan tally pada setiap pemunculan gejala. ( Siyoto dan Sodik, 2015:78-83)

C. Cara Menyusun Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena (variabel) yang diamati. Sebelum menyusun instrumen penelitian, peneliti sebaiknya menentukan terlebih dahulu jenis data yang diperlukan untuk analisis.

Data kuantitatif adalah data yang berkenaan dengan jumlah. Data kualitatif berkenan dengan nilai kualitas baik, sedang, kurang, dan lain-lain. Data kualitatif jika perlu dapat disimbolkan dalam bentuk kuantitatif, asalkan ada kriteria yang jelas dan tegas dalam penggunaannya.

Cara menyusun instrumen penelitian meliputi langkah- langkah sebagai berikut:
1. Menganalisis variabel penelitian, yaitu mengkaji variabel yang menjadi sub penelitian secara jelas dan tegas, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diperlukan peneliti;

2. Menyusun definisi operasional variabel. Definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel atau memanipulasikannya;

3. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel/ subvariabel/ indikator-indikatornya

4. Menyusun kisi-kisi atau lay-out instrument. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, jumlah pertanyaan, waktu yang dibutuhkan, serta menentukan respon yang akan diukur; apakah hendak mengukur sikap terhadap sesuatu (affective), atau kognitif (tahu atau tidak tahu), tingkat kepuasan (puas atau tidak puas)

5. Peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi- kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat lebih dari jumlah yang telah ditetapkan sebagai item cadangan. Untuk setiap item yang dibuat, peneliti harus mempunyai gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya, prakiraan jawaban yang betul/ diinginkan/ diharapkan harus ditentukan oleh peneliti; dan

6. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba. Hasil uji coba instrumen digunakan untuk revisi instrumen. Misalnya: membuang instrumen yang tidak perlu, menggantinya dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi/ bahasanya. Instrumen penelitian harus memenuhi kriteria valid dan reliabel.

Uji validitas instrumen penelitian, merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui keabsahan/ ketepatan/ kecermatan suatu item pertanyaan dalam mengukur variabel yang diteliti. Suatu item pertanyaan disebut valid, apabila mampu melakukan pengukuran sesuai dengan apa yang seharusnya diukur.

Uji reliabilitas instrumen penelitian, merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui kehandalan (tingkat kepercayaan) suatu item pertanyaan dalam mengukur variabel yang diteliti( .

Suatu instrumen penelitian dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, jika hasil dari pengujian instrumen tersebut menunjukkan hasil yang relatif tetap (konsisten). Dengan demikian, masalah reliabilitas instrumen berhubungan dengan masalah ketepatan hasil. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu alat ukur. (Kurniawan dan Puspitaningtyas, 2016:88-97) 

Kesimpulan

Dari Paparan di atas dapat disimpulkan yakni, Instrumen pengumpulan data adalah suatu alat, fasilitas atau pedoman yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian nya, agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah atau dianalisis.

Adapun instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data, misal metode wawancara yang instrumennya pedoman wawancara. Metode angket atau kuesioner, instrumennya berupa angket atau kuesioner. Metode tes, instrumennya adalah soal tes, tetapi metode observasi, instrumennya bernama chek-list . 

Selanjutnya Instrumen penelitian harus memenuhi kriteria valid dan reliabel. Uji validitas instrumen penelitian, merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui keabsahan/ ketepatan/ kecermatan suatu item pertanyaan dalam mengukur variabel yang diteliti.

Uji reliabilitas instrumen penelitian, merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui kehandalan (tingkat kepercayaan) suatu item pertanyaan dalam mengukur variabel yang diteliti. (Penulis: Tiara Mahasiswi MPI Semester 5, Fakultas Tarbiyah Daar Al Uluum Asahan Kisaran)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.