Sketsa Ramadhan: Aroma Surga di Taman Kota

Taman publik Tebet Eco Park, Tebet, Jakarta Selatan
Taman publik Tebet Eco Park, Tebet, Jakarta Selatan
Sumber :
  • vstory

Keluar dari pulau Jawa di Singkawang yang berjarak 145 km di sebelah utara Pontianak, Kalimantan Barat, ada Taman Bougenville. Di kota yang dalam bahasa Hakka disebut San Khew Jong itu mayoritas ornamen taman bercirikan Tiongkok Kuno seperti patung naga raksasa dengan tubuh meliuk-liuk di atas permukaan kolam buatan. Berjenis-jenis spesies kembang kertas ( bougenville) ada di taman supersejuk yang syahdan disebut-sebut sebagai salah satu taman terindah di Indonesia ini.

Taman Lumbini di kota Brastagi bukan saja sangat hijau dan asri, juga terdapat replika pagoda Shwedagon yang aslinya ada di Myanmar. Di Bali ada Taman Pecangakan yang sangat nyaman dan indah dengan patung Dewa Ruci berdiri megah di tengah hamparan. Pada malam hari, patung ini disiram cahaya warna-warni dengan semburan air mancur yang membuatnya terasa surealistik.

Tentu harus disebut dalam deretan taman tercantik adalah Taman Bungkul di Surabaya yang pernah menyabet predikat “The 2013 Asian Townscape Sector Award” atau taman terbaik se-Asia versi PBB. Taman yang sangat bersih ini bukan hanya kental dengan nuansa natural melainkan juga sangat modern karena ada wi-fi gratis yang bisa dimanfaatkan pengunjung.

Tentu masih banyak lagi taman-taman indah di berbagai kota yang tak bisa semuanya ditulis dalam kolom singkat ini. Taman-taman itu bukan hanya menjadi penambah paru-paru kota melainkan juga sebagai pengencang ikatan sosial warga. Dari perspektif sosiologi perkotaan, ruang publik dalam bentuk taman adalah salah satu simpul interaksi warga beragam etnis dan keyakinan. Begitu banyak aktivitas sosial bisa dilakukan di dalam taman yang bisa memperkuat kohesi sosial dan mengurangi stereotipe dan prasangka.

Berbagai acara kesenian dan kebudayaan dalam skala ringan bisa dibuat. Dari ajang baca puisi, panggung spontan komika ( stand-up comedy) sampai “lab biologi terbuka” bagi para murid sekolah dan madrasah. Pemberdayaan UMKM dalam bentuk warung-warung yang menyediakan kebutuhan kuliner pengunjung bisa diintegrasikan dengan tetap mengutamakan kebersihan dan kenyamanan lingkungan.

Namun seperti apapun sebuah taman kota dirancang dan dikelola, fasilitas yang memudahkan kebutuhan spiritual dan intelektual harus ada. Contohnya adalah musala yang bersih dan representatif (atau rumah ibadah umat non-muslim sesuai dengan demografi penduduk setempat) dan koneksi internet gratis yang kencang dan stabil. Ini akan membuat nilai tambah sebuah taman kota akan melejit.

Bayangkan jika di 34 ibu kota provinsi se-Indonesia terdapat taman dengan Wi-Fi kecepatan tinggi, maka ruang publik itu juga akan semakin nyaman sebagai ‘sekolah terbuka’ bagi generasi muda. Belum lagi jika taman di kota-kota non-ibu kota juga melengkapi diri dengan fasilitas berselancar internet gratis bagi warga, maka akselerasi peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (HDI/Human Development Index) juga akan lebih cepat.

Halaman Selanjutnya
img_title
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.