Sketsa Ramadhan: Aroma Surga di Taman Kota

Taman publik Tebet Eco Park, Tebet, Jakarta Selatan
Taman publik Tebet Eco Park, Tebet, Jakarta Selatan
Sumber :
  • vstory

Mengapa ada kata “aroma surga” dalam judul tulisan ini? Dalam terminologi Islam, surga adalah jannah yang memiliki makna “kebun atau taman rindang yang sejuk, nyaman dan menyenangkan” dengan aneka tanaman buah yang bermanfaat. Salah satu deskripsi surga yang dijelaskan dalam Al Qur’an adalah, “Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa adalah seperti taman yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, buahnya (dari pepohonan) tak henti-henti sedangkan naungan (rindang dan teduh) demikian pula. Itulah tempat akhir bagi mereka yang bertakwa.” (QS 13: 35).

Dalam khazanah Kristen, surga yang memiliki padanan kata ‘firdaus’ masih berkerabat secara semantik dengan “ paradeisos” dalam bahasa Yunani Kuno. Syahdan kata ini pertama kali digunakan oleh Xenofon dari Athena untuk merujuk pada ‘taman raja-raja’. Maka begitulah konsep Taman Eden muncul yang berasal dari bahasa Ibrani “ Gan Eden (?? ???)” yang memiliki padanan dalam bahasa Arab “ Jannat Adn (???????? ??????)".

“ Paradeisos” dalam diksi Yunani Kuno memiliki padanan bahasa Ibrani “ Pardes” yang bermakna “taman” atau “kebun” dan termaktub dalam tiga ayat Perjanjian Lama (Neh 2:8, Pkh 2:5 dan Kid 4:13). Sementara dalam Perjanjian Baru, ayat-ayat yang menggunakan kata “ paradeisos” bisa ditemukan pada Luk 23:43, 2 Kor 12:4 dan Why 2:7.

Tinjauan singkat ini menunjukkan pentingnya “taman” dalam keyakinan agama-agama Abrahamik bukan hanya merujuk sebuah locus fisik melainkan sebuah tempat yang berkaitan dengan (ganjaran) iman.

Dalam masyarakat multikultural dan multiiman seperti di Indonesia, kebutuhan taman kota yang signifikan seharusnya berada di atas ukuran-ukuran kepentingan politik jangka pendek yang belakangan ini membuat riuh dan pengap interaksi sosial sebagai sesama masyarakat sipil. Seharusnya tidak penting di era gubernur siapa dari parpol apa sebuah taman dibangun, karena pertanyaan yang lebih substansial adalah apakah jumlah taman di sebuah kota sudah ideal berdasarkan rasio dengan jumlah penduduk kota itu?

Kalau belum ideal, Pemprov harus memprioritaskan pembangunan taman-taman publik agar tidak tertinggal dari infrastruktur lain seperti jalan atau jembatan. Jika rasio taman sudah ideal dengan jumlah warga, pertanyaan selanjutnya adalah apakah kualitas taman kota itu sudah layak dan memadai?

Dengan semaraknya taman kota yang nyaman, sejatinya wangi ‘aroma surga’ semakin kentara terhidu oleh warga, apa pun latar belakang etnis dan keyakinan. Ini menjadi ‘surga kedua’ pada tingkat komunitas setelah hadirnya ‘surga pertama’ di rumah tangga (“ bayti jannati”, rumahku adalah surgaku).

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.