Berfilsafat Itu Perintah Agama

Ilustrasi dari suaramuslim.net
Sumber :
  • vstory

VIVA – Ketika mendengar kata filsafat, kira-kira apa yang muncul dalam pikiran kita. Ada semacam mentalitas di kalangan umat Islam yang mengesankan filsafat sebagai sesuatu yang rumit, sesuatu yang elit, bahkan sebagian ada yang berkeyakinan bahwa filsafat adalah sesuatu yang haram. Barangkali, sebagai sebuah pendapat, hak setiap orang untuk suka atau tidak suka dengan filsafat. Tetapi manakala kata filsafat ini kita ganti dengan istilah berpikir yang benar, mungkin pendapat kita tentang filsafat akan berubah.

Alasan Filsafat Harus Lahir di Yunani Bukan di Negeri Lain

Pada hakikatnya memang filsafat adalah sebuah disiplin kajian yang mengajarkan kepada kita cara berpikir yang benar. Orang bisa saja mengatakan tidak suka dengan filsafat, tapi tidak mungkin orang tidak menginginkan berpikir dengan cara yang benar.

Secara harfiah, filsafat atau philosophia berarti cinta kebijaksanaan. Dalam sebuah talkshow, Rocky Gerung mengatakan, sebetulnya filsafat itu cinta reason (nalar). Yang dimaksud bijak adalah dalam pengertian mampu bernalar dengan baik. Dalam filsafat, ada istilah verifikasi mendahului otoritas, suatu kebenaran akan bisa diterima bukan karena posisi atau status seseorang, tapi karena jalan pikirannya masuk akal.

Nggusu Waru: Karakter Kepemimpinan Masyarakat Bima

Fahruddin Faiz mengatakan bahwa filsafat sesungguhnya mengajarkan manusia untuk memikirkan hidup, tidak hidup begitu saja, tapi mengerti secara masuk akal mengapa, apa, dan bagaimana semestinya hidup.

Pada awal kemunculannya, orang-orang Yunani kuno yang mengandalkan mitos dalam kehidupannya merasa gelisah dengan kehadiran cara kerja filsafat ini. Sehingga bahkan tokoh utama filsafat waktu itu yang bernama Socrates banyak dibenci, bahkan sampai dieksekusi. Tapi pada akhirnya orang semakin sadar bahwa memang jawaban-jawaban yang coraknya seperti mitos itu tidak memadai untuk kehidupan manusia.

Kepemimpinan Profetik, Transisi Kepemimpinan Nasional 2024

Jika dikaji kemudian, filsafat sebagai cara berpikir yang benar ini merupakan perintah agama. Filsafat yang berbasis pada akal mesti digunakan dalam memahami agama yang berbasis pada wahyu. Dalam Al-Qur’an sering disinggung afala tatafakkarun, afala ta’qilun, afala tatadabbarun, dan sebagainya.

Ada sebuah adagium dalam bahasa Arab yang mengatakan; "manusia adalah hewan yang berpikir". Itu artinya, berpikir adalah ciri utama manusia, karena itu, jika manusia kehilangan kualifikasi dirinya dalam berpikir, maka dia hanya termasuk pada kategori hayawan atau hanya unsur kehewanannya saja. Dari sinopsis ini bisa dikatakan bahwa manusia memiliki eksistensi manakala mengoptimalkan fungsi akal dalam menjalani kehidupannya .

Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Allah SWT menciptakan manusia bukan tanpa maksud, Dia menciptakan manusia secara serius, dalam firman-Nya dikatakan: "Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami"? (QS. Al-Mu’minun/23: 115)

Ayat ini merangsang kita untuk berpikir filosofis. Bahwa Allah SWT menciptakan manusia sebagai ciptaan terbaik, ada amanat dan tujuan yang harus dijalani. Sudah menjadi sunnatullah manusia selalu memiliki potensi, itu artinya setiap saat manusia bisa mengubah kondisi hidupnya, karena itu, manusia selalu memiliki kesempatan untuk menata hidupnya ke arah yang lebih baik. Ayat ini juga mengajak manusia untuk berpikir bahwa suatu saat setiap manusia akan dipanggil kembali oleh Allah SWT ke hadapan-Nya.

Ada ungkapan yang sering kita dengar seperti ini; unexamined life is not worth living, artinya, hidup yang tidak diuji ataupun hidup yang tidak dikaji secara serius adalah hidup yang tidak berharga. Maka bagi setiap manusia, tak terkecuali para generasi zaman now, sudah menjadi tanggung jawab untuk sejak sekarang berefleksi tentang hidup kita masing-masing. Kalau tidak dimulai dari sekarang maka bisa jadi akan terlambat, karena hidup manusia tidak terlalu panjang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.