Suatu Malam di Laut Lepas Karibia

#The_Pirates
Sumber :
  • vstory

VIVA – Sudah berjam-jam kami menunggu disertai rasa cemas dan khawatir akan kondisi Kapten kami. Kapten selalu merahasiakan rencana dan tujuannya. Hal yang membuat kami kesulitan untuk memahami tujuan dari pelayaran ini secara umum.

Walaupun ini adalah kelompok perompak, tapi bisa dibilang, tujuan inti itu jarang diaktualisasikan. Bahkan, semenjak kami berhasil merebut Kapal Hitam ini dari kumpulan manusia yang sebelumnya menderita kutukan dari harta Cortez, kami tidak pernah menenggelamkan satupun kapal sama sekali.

Kapten memutuskan pergi ke sebuah penjara tempat di mana perompak akan dihukum. Sendirian, tanpa memberi tahukannya beserta tujuannya. Ada satu orang yang begitu paham cara berpikir sang Kapten.

Kami memanggilnya Tuan Gibbs, mantan kru angkatan laut Inggris. Dari sanalah kami tahu ke mana kapten kami sekarang. Penjara yang dimaksud merupakan tempat para perompak akan dihukum mati dengan cara sadis.

Salah satu metodenya yang paling terkenal, menurut cerita yang beredar adalah, sebuah kurungan sangkar yang ditempatkan di atas batu bidang yang menjulur ke arah laut yang terbuka.

Seorang tawanan perompak yang hanya mengenakan celana kain tipis yang pendek dan kotor, akan dikurung di sangkar ini setelah mereka dilumuri dengan bebauan busuk yang bisa menarik burung gagak agar mendekatinya.

Mereka akan dicabik-cabik oleh burung gagak itu dengan paruh runcingnya. Biasanya dimulai dari mata, berlanjut di bagian perut di mana bagian itu kulit akan mudah sobek oleh patokan burung gagak, dan pada bagian lainnya, sampai berakhir dengan suara teriakan melengking penuh derita dari sang korban.

Hukuman yang mungkin cukup setimpal atas kejahatannya selama menjadi perompak. Setelah mereka mati, para penjaga yang terdiri dari orang-orang dengan tubuh yang hitam legam berotot, akan memasukkan mayat mereka ke dalam peti, menyusunnya di atas gerobak, kemudian dibawa ketepi jurang yang tidak tinggi untuk “dimakamkan” dengan cara dibuang kelaut.

Mengenal Sapardi Djoko Damono, Sastrawan yang Nongol di Google Doodle

Sesuai penjelasan dari Tuan Gibss, sang Kapten akan kembali malam ini. Kami tidak tahu bagaimana ia akan keluar dari sana. Tapi kami percaya ia akan kembali karena Kapten kami adalah orang yang penuh dengan ide-ide yang jarang terlintas dipikiran kami para awak secara umum.

Terlepas dari anggapan bahwa kapten kami memiliki karakteristik aneh. Ia selalu membawa kompas bersamanya, yang tidak menunjuk ke arah utara. Melainkan menunjuk kepada hal apa yang paling diinginkan oleh seseorang.

Sastrawan Nasional - Internasional Meriahkan Festival Sastra Terbesar di Asia Tenggara UWRF Ke-19
Bimbingan Menulis Maxnovel (Doc: Istimewa)

Gandeng Sejumlah Kampus di Indonesia, Maxnovel Tumbuhkan Minat Baca Melalui Karya Fiksi

MaxNovel bersama dengan berbagai universitas di Indonesia, termasuk LP3I, bekerja sama dalam rangka memberdayakan kemampuan para penulis muda.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.