Hubungan Indonesia dengan Malaysia yang Kembali Harmonis

bendera Indonesi dan Malaysia
Sumber :
  • vstory
Mengenal Sejarah Hari Buruh Internasional yang Diperingati Setiap 1 Mei

VIVA – Negara Indonesia dan Malaysia memiliki hubungan dalam berbagai macam bidang salah satunya politik, jika dilihat melalui kacamata sejarah antara kedua negara tersebut disetiap peristiwa pentingnya juga mengalami pasang surut.

Hubungan Indonesia dan Malaysia juga didasari oleh persamaan seperti aspek kebudayaan, agama, maupun bahasa akan tetapi kesamaan antara kedua negara tersebut belum tentu bisa dijadikan alasan untuk mempererat hubungan dan bahkan bisa menjadi bumerang bagi kedua negara yang dapat dikatakan serumpun atau negara tetangga terdekat.

Fakta-fakta Unik Tentang Uzbekistan, Negara Double Landlocked yang Jauh Dari Laut!

Kerenggangan hubungan antara Indonesia dengan Malaysia ditandai dengan adanya kebijakan politik yang berbeda dan menuai konfrontasi pada tahun 1963–1966.

Peristiwa yang terjadi pada saat itu berkaitan dengan masalah Irian Barat yang berhaluan anti-barat (Belanda) berlanjut ke Federasi Malaysia. Pembentukan Federasi Malaysia digunakan sebagai alat bagi bangsa Inggris untuk muncul dan menyebarkan pengaruh kehadirannya di kawasan Asia Tenggara.

Timnas Indonesia U-23 Vs Uzbekistan, Sama-sama Bidik Sejarah Lolos Olimpiade

Menyikapi hal tersebut kemudian Indonesia mengambil sebuah tindakan dengan cara mengeluarkan DWIKORA yang sebenarnya cara tersebut sudah pernah diterapkan pada saat membebaskan Irian Barat dari jajahan Belanda dengan TRIKORA.

Adapun perbedaan sudut pandang terhadap dua kepemimpinan antara Indonesia (Ir. Soekarno) dan Malaysia (Tunku Abdul Rahman) yang dapat dikatakan sangat berlawanan ini menimbulkan hubungan menjadi memanas hingga nyaris terjadi perang dalam konfrontasi Indonesia-Malaysia

Kembalinya hubungan Indonesia dengan Malaysia yang perlahan mulai membaik pada tahun 1966–1998 didasari oleh pergantian kepemimpinan yang baru antara Negara Indonesia (Soeharto) dengan Malaysia (Tun Abdul Razak).

Pergantian pemimpin kedua negara juga tidak lepas dengan adanya kebijakan baru yang bertujuan untuk memberikan hasil yang lebih baik dari pemerintahan sebelumnya. Selain itu penyebab rekatnya hubungan kedua negara tersebut juga dipengaruhi oleh faktor ekstern seperti mereka yang memiliki kesamaan dalam konsepsi maupun sudut pandang dalam berbagai hal dalam realitas kehidupan.
 
Bentuk dari adanya kerja sama yang dilakukan oleh kedua negara yaitu Indonesia dan Malaysia dapat dilihat seperti pembentukan ASEAN pada tahun 1967 dengan tiga negara lain yang berada di kawasan Asia Tenggara seperti Filipina, Singapura, dan Thailand. Hal ini merupakan wujud dari awal kerjasama yang dilakukan oleh Indonesia- Malaysia dengan masa kepemimpinan Soeharto dan Tun Abdul Razak.

Beberapa persamaan dari kedua negara ini menimbulkan kembalinya hubungan yang semula renggang menjadi merekat, pelaksanaan visi dan misi antara Indonesia-Malaysia lebih mengutamakan kenetralan wilayah dalam kebijakan politik yang bertujuan untuk menyokong keseimbangan daerah yang bersangkutan dengan stabilitas negara masing-masing.

Kebijakan luar negeri Indonesia lebih memprioritaskan pembenahan hubungan yang renggang dengan Malaysia di era Soekarno. Soeharto berasumsi bahwa kepemimpinan Soekarno menyebabkan hubungan antar negara menjadi tidak rukun, terjadinya krisis ekonomi, serta tertutupnya ruang bagi Indonesia oleh kancah internasional.

Dari masalah-masalah tersebut untuk mengatasinya dengan cara membangun kembali sebuah hubungan antar negara terutama negara tetangga yang sudah dianggap menjadi saudara.

Setelah hubungan Indonesia-Malaysia semakin membaik, mereka juga mengadakan kerjasama untuk mendapatkan timbal balik untuk negaranya. Adanya usaha pendekatan kembali untuk mengakhiri pergolakan sebelumnya yang pernah terjadi akhinya kedua negara tersebut melakukan perjanjian yang menyatakan normalisasi kedua negara yang bersangkutan oleh MENLU.

Keberhasilan dalam hubungan kerjasama antara Indonesia-Malaysia didorong oleh persamaan persepsi, berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya dengan sudut pandang berbeda yang cenderung pro barat anti-komunis dan anti-barat condong ke kiri.

Kerja sama yang dilakukan oleh kedua negara tersebut ditandai dengan keikutsertaan Malaysia dan Indonesia dalam pembentukan ASEAN, selain itu membentuk pertahanan dan keamanan antara Jakarta dan Kuala Lumpur saat menghadapi ancaman dari negara asing.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.