Wabah Flu Babi

Jagal Babi Kapuk Akan Dipindahkan ke Ciangir

VIVAnews - Wakil Gubernur DKI Jakarta berencana merelokasi Rumah Potong Hewan (RPH) babi Kapuk ke kawasan Ciangir, Kabupaten Tangerang.

Rencana pemindahan ini segera akan dibicarakan dengan Dinas Kelautan dan Pertanian.

"Rencana relokasi itu sedang dipikirkan. Paling banter di Ciangir. Kita punya lahan 100 hektar, kalau itu bisa terealisasi kita bisa kerjasama dengan warga Tangerang yang mau melakukan pemotongan babi" kata Prijanto di Balaikota, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Diperkirakan jika akan direalisasikan RPH di Ciangir tersebut butuh biaya sekitar Rp 10 miliar untuk pembangunannya.

Prijanto berharap nantinya tempat pemotongan hewan baik unggas, maupun babi tidak ada lagi yang berdekatan dengan kawasan pemukiman penduduk.

Sebab adanya pemberitaan mengenai penyebaran virus flu babi yang merebak akhir-akhir ini membuat warga di seluruh dunia khawatir.

Tempat penampungan unggas maupun babi memang harus jauh dari pemukiman. Karena seperti halnya virus babi memang menyerang pada babi, tapi pembawa virusnya bisa dari manusia.

Semua orang yang bekerja mulai dari tempat karantina sampai tempat pemotongan jika pulang harus dalam keadaan bersih dan wangi. "Jadi jangan dikira, umat Islam yang tidak mengkonsumsi babi tidak bisa kena flu babi," katanya.

Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta, Edi Setiartyo mengatakan untuk saat ini RPH Babi di kawasan Kapuk, Cengkareng Jakarta Barat tidak akan di relokasi.

Hanya saja RPH Kapuk yang ada saat ini akan direvitalisasi. Lokasi RPH Kapuk yang ada saat ini hanya akan direlokasi ke tempat yang lebih tinggi di lokasi yang sama.

Anggaran untuk revitalisasi tahun ini sebesar Rp 3 miliar. Relokasi tidak ada hanya dipindahkan ditempat yang lebih tinggi, lokasinya masih yang sama dan hanya ditinggikan 1,7 meter.

Menurutnya tidak mudah untuk merelokasi tempat RPH babi tersebut, pihaknya telah menawarkan ke beberapa daerah namun upaya kerjasama itu seringkali ditolak.

Sekitar 10 tahun yang lalu sudah ada ide untuk pemindahan. Pemerintah menawarkan hingga ke Karawang, Cirebon, Lampung apalagi Tangerang dan sekitarnya. "Mereka semuanya menolak," katanya.

Oleh karenanya, lokasi RPH di Kapuk tersebut tidak akan direlokasi tapi untuk memenuhi aspek lingkungan yang sehat tempat itu akan diperbaiki termasuk sistem pembuangan limbahnya agar tidak tercemar ke kawasan pemukiman penduduk.

Saat ini kata Edi kebutuhan daging babi di Jakarta mencapai 25 ton per harinya. Jika RPH tersebut ditiadakan Edi berfikir para konsumen daging babi akan menerjang daging sapi dan ayam. 

"Dengan demikian kebutuhan sapi dan ayam bisa meningkat jika RPH ini dihilangkan. Jadi kita biarkan mereka yang mengkonsumsi babi, tapi kita perbaiki sistem lingkungannya," ujarnya.

Edi mengatakan tempat RPH babi saat ini lebih luas dari RPH sebelumnya . Yang dibangun saat ini luasnya mencapai 1,7 hektar dilengkapai dengan fasilitas tempat pemotongan, penyimpanan (cold storage), tempat parkir dan yang paling penting adalah kandang dalam sebagai tempat penampungan babi yang sudah lulus uji kesehatan. Sedangkan lokasi lama hanya 1 hektar.

Walikota Jakarta Barat, Djoko Ramadhan meminta agar tempat RPH babi tersebut segera direlokasi.

Karena warga sekitarnya mengeluh adanya RPH tersebut tidak terawat dengan baik dan sistem pembuangan limbahnya yang mencemari lingkungan pemukiman penduduk.

Warga sekitar pun mengaku khawatir adanya flu babi bisa mengancam jiwa mereka.

Arab Saudi Kemungkinan Ikut Ajang Miss Universe, Kandidat Lagi Diseleksi Ketat
Parto Dijenguk Akri dan Eko Patrio

Tetap Kompak, Momen Eko dan Akri Jenguk Parto, Minta Penggemar Jangan Khawatir Hal Ini

Dalam kesempatan itu, Akri juga meminta kepada penggemar ataupun teman-teman dari Parto agar tidak perlu khawatir karena saat ini kondisi kesehatan sang komedian.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024