Nelayan Tertahan Gelombang Tinggi, Kemenhub Siapkan Padat Karya

Nelayan menjaring ipun atau anak ikan saat gelombang tinggi di pantai Bengkulu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/David Muharmansyah

VIVA – Kementerian Perhubungan menyediakan program padat karya kepada nelayan yang tidak melaut lantaran cuaca ekstrim yang menyebabkan gelombang tinggi. Hal ini demi menjamin pendapatan nelayan tetap ada meskipun kegiatan melaut dihentikan sementara. 

Kemenhub Bebastugaskan Pejabat yang Ajak YouTuber Korsel ke Hotel

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya telah menyediakan anggaran khusus untuk hal itu. Nelayan akan memperoleh penghasilan meskipun tidak melaut. 

"Padat karya (bentuknya) ada yang memperbaiki pantai, selokan, membuat keramba. Intinya saudara kita itu mendapatkan gaji dengan bekerja yang bermanfaat untuk masyarakat," kata Budi di kawasan Menteng Jakarta, Minggu 22 Juli 2018. 

Parah! Ada Oknum yang Meloloskan Uji Tipe Kendaraan Tidak Sesuai Aturan

Ia mengatakan, pihaknya telah bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan hingga Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi terkait hal itu. Sebenarnya, lanjut dia, program padat karya sudah ada yang dilakukan di semua provinsi, baik oleh Kemenhub dan Kementerian lain namun karena ada potensi gelombang tinggi ini, diyakini kebutuhannya akan lebih masif. 

"Dugaan kami karena ini akan lebih masif maka kami mulai minggu lalu secara intensif tapi secara random (acak)," katanya. 

Terungkap, Pria yang Ngajak YouTuber Korea ke Hotel Ternyata Pejabat Kemenhub

Pendapatan Disesuaikan

Ia menjelaskan, daerah nelayan yang saat ini ditargetkan untuk program padat karya seperti di Pangandaran dan Sukabumi yang akan diakses terlebih dahulu. Mengenai total anggaran, Menhub akan memastikan kembali rinciannya. Namun dapat dipastikan bahwa pendapatan nelayan akan sama sesuai dengan pendapatan daerah. 

"Pendapatannya sama disesuaikan dengan daerah. Pendapatan daerah harian berapa, apakah Rp50 ribu, Rp75 ribu, apakah Rp100 ribu, itu akan disesuaikan dengan daerah masing-masing," katanya. 

Ditegaskannya, wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem dan gelombang tinggi selama sepekan ke depan yaitu di garis pantai Samudera Hindia, Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. 

"Oleh karenanya saya mengintruksikan syahbandar dua minggu lalu ketemu memberikan syarat-syarat lebih ketat dan memberikan pemahaman, baik kapal-kapal penumpang dan logistik tidak terkecuali kapal-kapal nelayan. Karena secara khusus memang banyak nelayan dan belum maksimal (pemahamannya)," tuturnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya