ADB: Layanan Pelabuhan Indonesia Buruk

Pelabuhan Peti Kemas Pelindo II Tanjung Priok, Jakarta
Sumber :
  • Antara/ Hermanus Prihatna

VIVAnews - Bank Pembangunan Asia (ADB) menyoroti masih rendahnya pelayanan pelabuhan di Indonesia. Kondisi ini akan menjadi isu penting dalam meningkatkan kinerja perdagangan pada tahun depan.

Ekonom Senior ADB untuk Indonesia, Edimom Ginting, mengungkapkan, sekitar 70 persen dari transaksi perdagangan di Indonesia berada di area pelabuhan. Karenanya, ketersediaan infrastruktur yang memadai menjadi suatu hal yang penting.

"Menurut Forum Ekonomi Dunia, daya saing kita peringkat 50, sedangkan pelayanan pelabuhan peringkat 115," kata Edimon di Jakarta, Senin 17 Desember 2012.

Edimon mengatakan, lamanya masa pengecekan di pelabuhan membuat Indonesia terpuruk dibandingkan negara lain. Catatan ADB, setidaknya butuh enam hari untuk memasukkan dan mengeluarkan barang dari pelabuhan. Ini termasuk izin dokumen dan lain-lain.

Menurut dia, di beberapa negara tidak membutuhkan selama itu. Di Thailand misalnya, hanya lima hari. Di Amerika Serikat dan Inggris hanya empat hari. Bahkan, di Australia dan Prancis butuh tiga hari, Hong Kong hanya dua hari, dan Singapura 1,5 hari.

"Ini membuat ongkos transportasi di Indonesia makin mahal," katanya. (art)

UKT Naik, Rektor USU Berikan Solusi Keringanan Bayar Uang Kuliah
Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah Sudaryono sowan ke Ketua NU Klaten

Doa dan Harapan Ketua NU Klaten untuk Sudaryono Jika Kelak Jadi Jateng 1

Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah Sudaryono bertamu ke kediaman Ketua PCNU Kabupaten Klaten Mujiburrahman.

img_title
VIVA.co.id
15 Mei 2024