- REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id – Aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jumat 4 November lalu berakhir ricuh dan menimbulkan sejumlah orang terluka. Polda Metro Jaya menyebut, total ada 350 orang yang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka, sesak napas hingga kelelahan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono mengatakan, jumlah korban tersebut berdasarkan data Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Metro Jaya dan Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI.
"Yang dirawat di rumah sakit Budi Kemuliaan ada 160, kemudian di rumah sakit lainnya ada 90, ini tersebar. Kemudian yang ditangani Biddokes Polda Metro Jaya ada 100," kata Awi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin 7 November 2016.
Ia menjelaskan, 100 orang yang ditangani Biddokes Polda Metro Jaya, terdiri dari 79 anggota Polri, 5 anggota TNI, 15 masyarakat dan 1 orang petugas pemadam kebakaran (Damkar).
Awi melanjutkan, dari 350 orang tersebut, hanya tinggal tersisa 13 orang yang masih dirawat di rumah sakit, di antaranya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, RS Polri dan RS Pelni.
"Kemudian hari ini, kami mengecek ke rumah sakit-rumah sakit yang saya sampaikan tadi, mereka bahwasannya tinggal 2 anggota masyarakat yang dirawat di RSPAD, kemudian ada 11 polisi yang dirawat, satu di RSPAD, kemudian satu di RS Pelni dan sembilan di RS Polri," kata Awi.
Dari 9 anggota polisi yang dirawat di RS Polri, salah satunya mengalami luka cukup parah akibat tindakan anarkis massa.
"Itu lumayan serius perlu perawatan dan perlu waktu karena tadi saya sampaikan, ada yang patah-patah, ada yang luka terbuka termasuk salah satunya ada yang perutnya ditusuk pakai bambu sehingga sobek," kata Awi.
Selain itu, aksi demo tersebut mengakibatkan 21 kendaraan mengalami kerusakan akibat dipukul batu hingga dibakar.
"Kendaraan ada sekitar 21 berbagai macam, kendaraan yang terparkir termasuk kendaraan TNI juga, tiga yang dibakar."
(mus)
