Siswa SD di Tuban Belajar di Rumah Tua Mau Runtuh

Siswa SDN Penidon 5 tak punya ruang kelas
Sumber :
  • ANTV/Imam Zuhdi
VIVAnews - Puluhan siswa sekolah dasar di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, terpaksa menempati rumah dinas tua lantaran tidak memiliki ruang belajar. Parahnya, rumah tua tersebut tak layak pakai karena rusak dan tidak terawat.
ASDP Angkut 26 Ribu Orang dan 125 Ribu Kendaraan pada Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus
 
Kondisi tersebut seolah menjadi potret buram dunia pendidikan di Indonesia. Bagaimana tidak, sebanyak 20 siswa kelas dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Penidon, Desa Penidon, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur sudah sejak tiga tahun lalu terpaksa memanfaatkan rumah tua sebagai tempat belajar, karena kurangnya ruang kelas.
Berpeluang Didukung Gerindra di Pilgub Sumut 2024, Bobby Nasution Bilang Begini
 
Rumah tua tersebut kondisinya terancam ambruk, karena dinding retak, plafon sebagian jebol, serta kumuh. Sebelumnya, para siswa hanya memanfaatkan musala untuk belajar.
Buka Perwakilan di 5 Negara, Ekonomi Kreatif RI Mulai Ekspansi ke Eropa
 
Namun karena larangan dari dinas setempat menggunakan musala sebagai proses belajar mengajar, mereka terpaksa memanfaatkan rumah tua yang merupakan rumah dinas para guru yang tidak terpakai.
 
“Ruang kelas 2 rusak, kemudian belajarnya pindah ke musala, tapi karena sama UPR tidak boleh, jadi disuruh pindah ke rumah dinas sini," ucap Umi Laila, guru kelas 2 SDN 5 Penidon, Rabu 24 September 2014.
 
Tak hanya itu, rumah dinas yang tidak terawat tersebut cukup membahayakan jika diterpa angin. Bahkan, saat hujan turun, para guru terpaksa memindahkan para murid ini kembali mengungsi ke musala di sekolah setempat, karena atap bocor. 
 
Kondisi tersebut membuat proses belajar terhambat, karena siswa tidak mendapat kenyamanan saat belajar. “Nggak nyaman, rusak dan sering kebocoran kalau hujan. Inginnya dibangun, biar bagus, biar nyaman,” kata Sri Lestari, siswa kelas 2.
 
Tak hanya ruang belajar, sejumlah ruang guru juga kondisinya memprihatinkan, tembok retak dan atap jebol. Sejauh ini pihak sekolah mengaku sudah mengusulkan perbaikan ruangan belajar. Namun, masih menunggu realisasi dari dinas setempat. 
 
“Kemarin sudah diusulkan itu mau dapat dana sekitar Rp133 juta. Setelah saya rundingkan dengan bapak komite dan anggota serta rekan-rekan dari semua SD Penidon 5 itu mengatakan kalau uang sejumlah itu tidak cukup jadi waktu itu tidak diterima oleh sekolah. Terus dinas mengatakan kalau Insya Allah tahun 2015 dikasih gedung sudah bentuk jadi,” jelas Sukarti, Kepala Sekolah SDN 5 Penidon.

Siswa SDN Penidon 5 tak punya ruang kelas
 
Terkait persoalan ini, pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban mengaku menganggarkan rehabilitasi sekolah tersebut sejak tahun 2012 lalu. Namun, pihak sekolah belum siap, sehingga rehab selalu tertunda.
 
Namun, pada tahun 2015 mendatang, pihaknya memastikan menganggarkan dana sebesar Rp350 juta untuk rehab berat tiga ruang kelas di sekolah tersebut.
 
“Sebenarnya Penidon (SDN 5 Penidon) sudah kita anggarkan pada tahun 2012. Tertunda mungkin kesiapan kepala sekolah pada saat itu sehingga pembangunan selalu tertunda. Tahun 2015 sudah jelas kita anggarkan Rp350 juta untuk rehab berat,” jelas Sutrisno, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban.
 
Meski kondisi fisik bangunan di sekolah belum pernah sekalipun mendapat perbaikan dari dinas setempat. Namun demikian, pihak sekolah tetap menjalankan proses belajar mengajar, walau dengan kondisi memprihatinkan.
 
Pihak sekolah, terutama para siswa berharap, pemerintah bisa segera mungkin merealisasikan pembangunan di sekolahnya. Agar mereka nyaman mengikuti proses belajar mengajar.

Imam Zuhdi/ANTV
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya