Gereja Katedral: Agama untuk Memanusiakan Manusia

Anggota Kepolisian dan TNI salat Jumat di halaman Gereja Katedral, Jakarta, Jumat, 4 November 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Danar Dono

VIVA.co.id – Pastur Rekan Paroki Gereja Katedral Jakarta, Christoforus Kristiono Puspo mengatakan bahwa ia tidak terlalu khawatir soal meruncingnya isu sektarian, dan intoleransi yang santer terjadi akhir-akhir ini.

Pesan Idul Fitri Kapolri: Dalam Perbedaan Tercipta Indahnya Toleransi

Dia meyakini, jika rasa kebhinekaan masyarakat Indonesia masih terjaga baik.

"Saya sendiri tidak pusing akan hal itu, karena saya masih percaya bahwa nasionalisme dan kebhinekaan kita masih terjaga dengan baik," kata Romo Chris, saat ditemui VIVA.co.id di halaman Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Sabtu 31 Desember 2016.

Buka Bersama Perhimpunan Tionghoa, Istri Gus Dur Ingatkan Kemajemukan Indonesia

Dia menilai bahwa orang-orang toleran di Indonesia masih berjumlah lebih banyak dibandingkan pihak-pihak yang menekankan perbedaan.

"Kalau pun ada gerakan-gerakan radikal dan intoleran seperti itu, kan hanya sebagian kecil saja. Banyak yang ditumpangi," ujarnya.

Jadi Contoh Toleransi, Terowongan Penghubung Istiqlal dan Katedral Jadi Sorotan Dunia

Romo Chris melanjutkan, semua pemeluk agama di Indonesia, sudah selayakanya menjaga keutuhan bangsa, sehingga tidak terpecah belah ke dalam isu-isu sektarian dan intoleran. Dengan bersatu, Indonesia akan menjadi bangsa yang maju.

"Saya masih sangat percaya, karena agama apapun itu pasti mengajak kita memanusiakan manusia. Saya yakin, tidak ada agama yang ingin meniadakan agama lain," kata dia.

Romo Chris berharap, pemerintah juga bisa menangani masalah radikalisme dan intoleransi dengan menegakkan hukum secara tegas dan tanpa tebang pilih bagi siapa pun yang dianggap mengancam keberagaman di Indonesia.

Pemerintah harus bisa menjamin keamanan dan kenyamanan warga negara, sekaligus tegas kepada kelompok-kelompok radikal dan intoleran yang merugikan bangsa.

"Harus ada payung hukum yang tegas berkaitan dengan ormas dan gerakan-gerakan radikal. Dengan hukum yang tegas, maka negara ini bisa terbangun. Istiqlal-Katedral berpuluh-puluh tahun tidak pernah ada soal. Bahkan, Natal kita sampai kemarin masih dijaga Banser," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya