Solihin Rekrut Warga Tak Berpendidikan Jadi Teroris

Densus 88
Sumber :

VIVA – Solihin, terduga teroris dari kelompok Jamaah Ansharut Daulay, ternyata baru enam bulan mendirikan kamp pelatihan di Sumatera Selatan. Kamp itu berdiri Jalan SP 1, Trans Barito, Desa Lubai Persada, Kecamatan Lubai Ulu, Kabupaten Muara Enim.

Ditangkap Densus, Status PNS di Kabupaten Tangerang Tersangka Teroris

Menurut Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, kamp itu dibuat khusus untuk merekrut dan melatih anggota baru menjadi seorang teroris.

Dan, berdasarkan penyelidikan, Solihin sengaja merekrut warga setempat yang berpendidikan rendah untuk digembleng menjadi eksekutor aksi teror.

PNS di Kabupaten Tangerang Ditangkap Densus 88

Selama berada di tempat itu, tak ada yang tahu jika Solihin merupakan buronan kasus terorisme yang sedang diburu Densus 88. Karena, untuk penyamaran, Solihin mendirikan pondok pesantren.

"Sudah 9 orang ditetapkan sebagai tersangka. Keterlibatan mereka ini  menyembunyikan pelaku teroris yang sudah jadi DPO Densus 88," kata Zulkarnain, Kamis 14 Desember 2017. 

IDI Sukoharjo Minta Kasus Sunardi Tak Dikaitan dengan Profesi Dokter

Zulkarnain menuturkan, Solihin lari ke Sumsel setelah kamp pelatihan terorisnya yang berada di wilayah Poso, Sulawesi Tengah, digerebek polisi.

"Karena kamp mereka rusak di Poso, akhirnya mereka membuka di Sumsel. Ada juga surat jual beli tanah, mereka ingin memperluas areal kamp latihan," ujarnya.

Jenderal bintang dua ini mengatakan, kelompok teroris menganggap wilayah Sumatera Selatan sebagai lokasi yang aman untuk dijadikan tempat persembunyian. 

"Kelompok ini (teroris) biasanya cenderung tertutup. Warga juga harus berperan aktif, kalau ada pendatang mencurigakan apalagi sering ada perkumpulan dan tertutup segera melapor," katanya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya