- Antara/Ismar Patrizki
VIVAnews- Sistem absensi sidik jari (fingerprint) untuk mencegah anggota DPR bolos, dinilai tak tepat oleh Koordinator Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia, Sebastian Salang.
"Ini sebenarnya pelecehan bahwa tidak ada kepercayaan, kejujuran yang bisa dihormati. Kejujuran itu bahkan harus dideteksi lewat sidik jarinya," ujar kepada VIVAnews Jakarta Rabu 28 Juli 2010.
Anggota dewan sebenarnya juga tak bisa cari-cari alasan untuk tidak hadir dalam rapat. Sebab, pembagian waktu anggota DPR sudah jelas, ada masa sidang, reses, jadwal untuk rapat fraksi, komisi.
Sehingga tak ada alasan bagi anggota DPR untuk berdalih bertemu dengan konstituen jika tak hadir dalam rapat. "Itu cari-cari alasan," katanya.
Untuk menanggulangi pembolosan di antara anggota dewan terhormat, pimpinan DPR mengusulkan penerapan sistem presensi menggunakan mesin pemindai sidik jari.
Bukan niat kami membuat anggota DPR seperti karyawan kantoran. Tapi citra dewan bisa rontok kalau bolos menjadi tradisi," ujar Priyo di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat 23 Juli 2010.
Menurutnya, kelima pimpinan DPR sudah merasa jengah dan getir dengan isu kemalasan anggota dewan yang tak juga pudar dari tahun-tahun. Isu tersebut bahkan dibahas di Rapat Pimpinan DPR.
Untuk pengadaan alat pemindai sidik jari, DPR diperkirakan akan mengeluarkan dana sekitar Rp 50 juta untuk pengadaan alat.
Ketua DPR RI, Marzuki yakin, sistem finger print aman dari tipu muslihat atau akal-akalan anggota dewan yang pemalas. "Dengan absensi elektronik, kita lihat nanti apakah anggota dewan masih bisa mengakali ketidakhadiran mereka," tantang dia.
Bruno Fernandes ke Barcelona, De Jong ke Manchester United
Manchester United dikabarkan telah menawarkan kapten mereka Bruno Fernandes dalam kesepakatan pertukaran yang menakjubkan di musim panas musim depan.
