Fase Grup Liga Champions Bakal Jadi Arena Balas Dendam

Pep Guardiola dan Lionel Messi
Sumber :
  • Reuters / Kai Pfaffenbach

VIVA.co.id – Undian fase grup Liga Champions usai dilaksanakan di Monaco, Jumat 26 Agustus 2016 dini hari WIB. Sebanyak 32 klub papan atas dari berbagai kompetisi negara-negara Eropa akan turut ambil bagian.

Mikel Arteta Menolak Panik, Yakin Arsenal Bakal Bangkit

Meski tidak semua klub memiliki skuat dengan kualitas merata, namun ajang ini kerap menampilkan kejutan. Tak sedikit, pertandingan yang mempertemukan klub dari negara yang industri sepakbolanya maju, justru keok ketika bertemu dengan klub yang mewakili negara kecil.

Di musim lalu, Real Madrid keluar sebagai juara. Mereka menambah koleksi gelar juara Liga Champions sepanjang sejarah klub berdiri menjadi 11. Jumlah terbanyak sejauh ini, karena pesaing terdekat mereka, AC Milan baru berhasil mengumpulkan 7 gelar juara.

Liverpool Tersingkir dari Liga Europa Saat Bayer Leverkusen Melaju ke Semifinal

Dan di musim 2016/2017 ini, skuat asuhan Zinedine Zidane tak bisa bersantai. Sebab, ada klub-klub lain, seperti Barcelona, Bayern Munich, dan Juventus yang siap membuyarkan impian Los Blancos menjadi juara untuk ke-12 kalinya.

Menjadi juara Liga Champions bukan hanya sekedar gengsi bagi setiap kontestan. Mereka dipastikan akan mendapat suntikan dana besar melalui hak komersial. Untuk juara misalnya, uang hadiah minimal 15,5 juta euro sudah dalam genggaman.

5 Klub Sepakbola yang Sering Tampil di Final Liga Champions, Real Madrid Teratas?

Jumlah sebanyak itu belum ditambah dari pendapatan penjualan tiket, dan uang subsidi hak siar. Itulah mengapa, setiap klub yang akan berlaga di kompetisi paling elite di benua Eropa kerap berani menggelontorkan uang banyak untuk mendatangkan pemain anyar.

Aroma Pembalasan

Setiap klub memiliki sejarahnya sendiri-sendiri ketika berlaga di Liga Champions. Menyimpan dendam karena pernah dikalahkan tentu selalu jadi bumbu menari untuk drama sepanjang musim.

Dan melihat hasil undian, nampaknya duel antara Real Madrid dan Borussia Dortmund menjadi menarik dinantikan. Kedua klub punya sejarah pertemuan 2 musim lalu. Dan ketika itu, Madrid harus menjadi pihak yang menelan kekecewaan.

Semifinal Liga Champions musim 2013/2014 menjadi pertandingan yang menyakitkan bagi Los Blancos. Ketika itu, mereka melaju dengan status unggulan, dan ditantang oleh Dortmund sebagai tim kuda hitam.

Skuat Die Borussien ketika itu tampil sangat solid di bawah arahan Juergen Klopp. Mereka mampu tampil mengejutkan lawan-lawannya di setiap pertandingan. Dan puncaknya terjadi di babak semifinal.

Dengan kualitas skuat yang kalah jika dibandingkan dengan Madrid, Dortmund justru menggila. Mereka memaksa Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan menyerah dengan agregat tipis 4-3.

Dan pada musim ini, mereka harus berjibaku dari fase awal. Tergabung dalam Grup F, Madrid yang menjadi unggulan karena sukses menjadi juara Liga Champions musim lalu mesti tetap waspada. Sebab, saat ini skuat Dortmund yang dilatih Thomas Tuchel sangat baik.

Mereka memulangkan Mario Goetze dari Bayern Munich, serta melakukan pembelian beberapa pemain level atas, seperti Andre Schuerrle dan Sebasian Rode. Dan pertemuan pertama mereka nanti jatuh pada 27 September 2016, dan Tuchel rupanya sangat menantikan momen itu tiba.

"Bermain melawan Real Madrid hampir seperti Klassiker lain buat kami. Kami menantikan bertanding melawan juara bertahan," kata Tuchel seperti dikutip dari laman resmi Dortmund.

Aroma pembalasan juga akan tersaji di Grup C, ketika Barcelona bentrok dengan Manchester City. Di ajang yang sama musim 2013/2014, kedua tim bertemu di babak 16 besar. Dalam 2 pertemuan ketika itu, The Citizens dibuat tak berkuti dari klub asal Catalan.

Bermain di kandang sendiri, Etihad Stadium, ManCity dipaksa menyerah dengan skor 1-2. Kekalahan kembali ditelan Sergio Aguero dan kawan-kawan ketika melawat ke Camp Nou. Mereka kalah tipis dengan skor 0-1.

Akan tetapi, di musim ini ManCity melakukan perubahan besar-besaran. Mereka baru saja merekrut 2 orang yang memiliki jasa besar terhadap Barcelona, yakni Pep Guardiola selaku juru taktik, dan penjaga gawang Claudio Bravo.

Keduanya tentu punya misi tersendiri dalam melakoni pertandingan pertama kedua tim di Camp Nou pada 19 Oktober 2016 mendatang. Dan kedatangan mereka di awal musim ini, rupanya menambah kepercayaan diri The Citizens.

"Undian ini bukanlah mimpi buruk, karena kami berada di kompetisi yang menakjubkan, dan kami sangat senang berada di sini. Musim lalu kami" tutur Direktur ManCity, Txiki Begiristain dilansir laman resmi klub.

"Musim lalu kami berhasil mencapai semifinal, dan tentu saja musim ini kami ingin capaian yang lebih. Memang sulit bagi siapa pun bermain di Liga Champions, tetapi kami siap, dan selalu akan mencoba," lanjutnya.

Selain ManCity dan Barcelona, di Grup C tergabung pula wakil Jerman, Borussia Moenchengladbach dan jawara Liga Skotlandia, Glasgow Celtic. Persaingan di Grup ini diprediksi akan sangat ketat.

Apalagi, Celtic saat ini ditangani oleh mantan manajer Liverpool, Brendan Rodgers. Dengan pengalamannya, dia tentu siap mengajak anak asuhnya memberi kejutan kepada The Citizens dan Blaugrana yang merupakan unggulan di Grup C.

Tim Debutan Menjawab Tantangan

Pada Liga Champions musim ini, ada 2 klub debutan. Juara Premier League musim lalu, Leicester City yang saat undian masuk dalam pot 1, dan wakil Rusia, FC Rostov. Pertanyaan yang muncul kemudian ialah seberapa besar mereka mampu bersaing.

Leicester mengarungi Liga Champions musim ini dengan sedikit pembaharuan. Mereka mendatangkan Ahmed Musa dan CSKA Moscow pada bursa transfer musim panas 2016/2017. Skuat asuhan Claudio Ranieri, dalam 2 pertandingan perdana Premier League musim ini juga belum meyakinkan.

Di pertandingan perdana mereka kalah dari tim promosi, Hull City. Sepekan kemudian, mereka bermain imbang tanpa gol melawan Arsenal. Penampilan mengejutkan seperti musim lalu belum mampu mereka tunjukkan kembali.

Walau begitu, Ranieri tak lantas merendah. Dia dengan percaya diri menargetkan skuat asuhannya untuk mampu lolos dari fase grup. Bukan tanpa alasan. Sebab, mereka tergabung dalam Grup G bersama FC Porto, Club Brugge, dan FC Copenhagen.

"Ini akan menjadi pengalaman yang sangat bagus bisa berlaga di kompetisi Eropa. Saya berharap ini bukan hanya 3 laga tandang, karena saya berharap bisa mencapai lebih dari itu," ujar Ranieri seperti dilansir ESPN.

Kepercayaan juru taktik asal Italia tersebut cukup masuk akal. Karena Liga Champions di musim sebelumnya, mencatatkan ada beberapa klub debutan yang justru sukses memberi kejutan. Bayer Leverkusen misalnya, yang pada musim 1996/1997 berhasil menapak hingga babak perempatfinal.

Hal yang sama juga pernah ditorehkan oleh Tottenham Hotspur pada musim 2010/2011. Saat itu, Gareth Bale dan kawan-kawan terhenti langkahnya di babak perempatfinal oleh Real Madrid dengan agregat 0-5.

Jadi, tentu bukan sebuah hal yang tidak mungkin jika Leicester dan Rostov menaruh harapan bisa mengulang sukses debutan Liga Champions sebelum mereka. Motivasi guna memperlihatkan performa luar biasa dapat jadi senjata mereka ketika bertemu dengan klub yang memiliki level di atasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya