- Indonesiansc.com
VIVA.co.id - Persija Jakarta melakukan restrukturisasi jajaran manajemen. I Gede Widiade ditunjuk sebagai direktur klub yang bertugas melakukan pembenahan ke depannya.
Penunjukan Gede ini sekaligus menjawab kritik publik. Sejak beberapa tahun belakangan, klub berjuluk Macan Kemayoran selalu dililit masalah finansial. Tak jarang pula mereka menunggak gaji pemain.
"Selama ini Persija berdarah-darah. Memiliki utang kepada pemegang saham, salah satunya saya. Dan itu sangat besar. Itu ada di dalam buku yang lama," ujar Ferry Paulus dalam konferensi pers di Epicentrum Walk, Selasa, 14 Maret 2017.
Ferry tetap menjadi Presiden klub. Namun, kini pria asal Manado tersebut hanya menjadi orang di belakang layar. Segala urusan perencanaan strategi diserahkannya kepada Gede.
Diakui Ferry, restrukturisasi juga diikuti dengan aksi korporasi. Di mana, utang-utang Persija di masa sebelumnya telah dilunasi, sekaligus dikapitalisasi menjadi modal.
"Dalam kapitalisasi, utang Persija kepada pemegang saham dibayar oleh investor baru untuk menyelesaikan utang-utang lama. Kemudian disetorkan kembali menjadi modal, sehingga modal yang dahulunya misalnya Rp1 miliar, kini jadi Rp50 miliar," katanya.
Lebih jauh, dia membantah jika sudah terjadi jual-beli Persija antara dia dengan Gede. Yang terjadi saat ini menurutnya adalah penambahan investor, yang ujung akan berbentuk konsorsium. Gede pun ditugasi untuk mendatangkan rekanan-rekanan baru.
"Kalau dahulu Persija dimiliki segelintir orang, ke depan di era baru Persija akan dimiliki oleh banyak orang. Dan tentunya kalau hari ini ada Pak Gede, ini merupakan sosok yang akan mengantarkan Persija mulai hari ini di kilometer nol," katanya.
Gede sendiri enggan sesumbar bisa mendatangkan rekanan baru dalam konsorsium Persija seperti yang dibeberkan Ferry. Yang jelas saat ini dia fokus melakukan pembenahan internal terlebih dahulu. "Saat ini investornya baru saya saja," tegasnya.
