Djanur, Pemutus Nasib Buruk Persib Kini Jadi Pesakitan

Mantan pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dede Idrus (19/05/17)

VIVA.co.id – Situasi yang dialami Djadjang Nurdjaman di Persib Bandung, saat ini benar-benar tak menguntungkan. Usai Persib menelan dua kekalahan beruntun, Bobotoh menyuarakan agar Djadjang mundur dari kursi kepelatihan.

Pelatih Persib Puji Timnas Indonesia U-23 Lolos ke Perempat Final Piala Asia U-23

Kritikan pedas datang kepada Djadjang, dalam beberapa pekan terakhir. Bukan cuma dari sosial media, tetapi Bobotoh yang hadir ke stadion pun ikut menghujat Djadjang.

Kata-kata kasar kerap mereka lontarkan, kala Persib bermain buruk. Itu terdengar jelas, usai Persib menerima kekalahan pertama melawan Bali United.

Persib Bandung dalam Atmosfer Bagus Jelang Lawan Borneo FC

Teriakan itu kian kencang, ketika Maung Bandung mengalami kekalahan kedua melawan Bhayangkara FC, Minggu 4 Juni 2017.

Bobotoh kali ini tak berteriak dari tribun. Mereka masuk ke dalam lapangan, mengeluarkan keluh kesahnya, langsung kepada pemain dan Djadjang yang ada di atas lapangan.

Respons Pelatih Persib Usai Championship Series Liga 1 Dipastikan Pakai VAR

Pemandangan yang miris. Baru kalah di dua laga, tetapi Djadjang sudah diperlakukan begitu tak pantas.

Jika diingat-ingat, diolah dari berbagai sumber, Djadjang pula yang berjasa mengantarkan Persib meraih label tim papan atas.

Ingat pada gelaran Liga Super Indonesia 2014 lalu? Ketika itu, Djadjang berhasil mengantarkan Persib juara kompetisi kasta tertinggi Indonesia, setelah puasa selama 19 tahun.

Pria kelahiran Majalengka itu pun dielu-elukan sebagai pahlawan, saat Persib pulang ke Kota Kembang.

Bukan cuma sebagai pelatih, Djadjang juga menjadi pemutus rekor buruk Persib saat masih jadi pemain di era Perserikatan. Persib juga sempat puasa gelar di medio 1961 hingga 1985.

Bahkan, Persib sempat terdegradasi ke Divisi I pada 1978 silam. Usai terdegradasi, Persib membangun reputasinya kembali.

Dan, Djadjang menjadi tokoh utama yang membuat Persib kembali diperhitungkan. Musim 1986, Persib menjadi juara Perserikatan dan Djadjang merupakan aktor utama kemenangan Persib.

Tendangan mendatar Djanur (sapaan Djadjang Nurdjaman) mampu menjebol gawang Perseman Manokwari, Markus Woof. Skor 1-0 untuk keunggulan Persib bertahan. Gol inilah yang membuat Persib mengakhiri puasa juara selama 24 tahun.

Selanjutnya... Sang Pahlawan Kini Tertekan

Melihat jasa Djadjang, sungguh tak pantas dia mendapat perlakuan seperti ini dari Bobotoh. Wajar, jika Djadjang menitikan air mata di ruang ganti.

Para pemain pun terheran-heran dengan aksi Bobotoh. Michael Essien hanya diam, saat melihat Bobotoh bertindak anarkis.

"Saya menangis, karena sakit dengan kejadian ini. Bobotoh mengeluarkan kata-kata kotor kepada pemain dan Djadjang. Atep sampai diperlakukan seperti itu, tak ingat dengan jasa-jasa mereka," kata manajer Persib, Umuh Muchtar.

Umuh menilai, tidak sepantasnya pemain Persib dan Djadjang mendapatkan perlakuan tersebut. Aksi Bobotoh dikhawatirkannya, bisa menjadi bumerang yang mematikan bagi Persib.

"Tidak pantas Bobotoh seperti itu. Maaf saja, kalau anak-anak drop dan Persib terdegradasi, itu bisa jadi bumerang," terang Umuh. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya