- OS-Wifanusa
VIVA.co.id – Drone lokal OS-Wifanusa disebut sebagai yang tercanggih saat ini oleh pengembangnya. Ke depan, mereka menargetkan untuk memasang alat persenjataan dalam drone tersebut.
Ini merupakan langkah selanjutnya setelah drone tersebut mengantongi sertifikat Kelaikan Udara Miiter dan Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA) Kemhan RI. Demikian diungkap oleh salah satu pengembang OS-Wifanusa, Yulian Paonganan, dalam keterangan resminya, Rabu, 17 Agustus 2016.
Dikatakannya, hari ini, bertepatan dengan kemerdekaan Republik Indonesia, dia bersama tim pembuat drone tersebut ingin memberikan yang terbaik bagi negara, khususnya dalam hal pertahanan dan keamanan.
"Ini merupakan hasil kerja keras selama tiga tahun lamanya. Selain mendapatkan sertifikasi IMAA, Kementerian Pertahanan telah menyetujui untuk membeli sebanyak tiga set yang berjumlah enam unit," ujar pria yang kerap disebut Ongen itu.
Tahapan selanjutnya, kata dia, drone tanpa awak itu akan dipersenjatai dengan alat keamanan lengkap. Bahkan langkah selanjutnya adalah membuat pesawat serupa namun berawak atau berpenumpang.
"Detail desain masih harus kami selesaikan untuk merealisasikan OS-Wifanusa yang berpenumpang karena banyak regulasi dan persyaratan yang harus kami patuhi dalam proses pembuatan pesawat berawak, dan ini butuh waktu yang relatif lama," kata Ongen.
OS-Wifanusa pesawat amfibi yang awalnya dirancang sebagai wahana transportasi alternatif di wilayah kepulauan telah berhasil mencapai satu tahapan spekatakuler. OS-Wifanusa skala 1:3 dan 1:2 telah bermetamorfosis menjadi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) super canggih.
Sebelumnya diberitakan bahwa Drone OS-Wifanusa yang memiliki kemampuan amfibi ini ada dua tipe yaitu OS-Wifanusa SL-D70 (wingspan 4.2m) dan OS-Wifanusa SL-D28 (wingspan 6.4m) dengan Endurance 6-8 jam dan 8-10 jam. Mampu terbang autonomous dengan jangkauan telemetri mencapai 100 km dan membawa kamera canggih untuk surveillance dan pemetaan.
Diketahui, selain Ongen, inventor dari pesawat ini adalah Laksamana TNI Ade Supandi dan Oky Suanandi dibantu Chief Engineering Hisar Pasaribu dan sejumlah anak bangsa lainnya.
