Smartwatch Beri Sinyal Bakal Populer di Indonesia

Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia, Seto Anggoro
Sumber :
  • VIVA.co.id/Amal Nur Ngazis

VIVA.co.id – Adopsi jam tangan pintar atau smartwatch di Indonesia tergolong lambat, padahal produk ini sudah muncul sejak beberapa tahun lalu. 

Huawei Band 9: Layar Mirip Smartwatch, Harga Cuma Setengah Juta

Malah, dalam kategori perangkat sandang atau wearable, jam tangan pintar kalah populer dibanding perangkat pelacak kebugaran.  Samsung yang punya dua jenis perangkat sandang tersebut tak khawatir, produk jam tangan mereka akan kalah populer dari perangkat kebugaran. 

Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia, Seto Anggoro yakin, produk jam tangan pintar nantinya akn terus naik dan bisa menyamai pencapaian perangkat kebugaran. 

Apple Watch 10 Dibekali Fitur Pengukur Tekanan Darah

Seto menengarai, populernya perangkat kebugaran karena produk ini datang terlebih dahulu di pasar mendahului jam tangan pintar. 

"Smartband (gelang pintar) itu kategori masuknya ke Indonesia itu lebih awal. Jadi penerimaannya lebih dulu. Smartwatch sudah mulai sih, enggak samsung saja. Harusnya (smartwatch) akan naik. Makanya kami juga fokus ke smartwatch dan smartband juga, fokus dua-duanya," ujarnya di Bogor, Jawa Barat, Selasa malam 7 Februari 2017. 

Haylou RS5 Smartwatch Hadir dengan Display AMOLED 2.01"

Keyakinan pasar wearable akan berkembang itu berdasarkan dari data riset dari IDC. Samsung menyebutkan, 2015 merupakan tonggak terbesar pasar jam tangan pintar, sebab pada tahun itu pengiriman jam tangan pintar mengalami peningkatan terbaik dari tahun-tahun sebelumnya, bahkan melebihi pasar jam tradisional. 

Selain itu, menurut IDC, pengiriman perangkat wearable diperkirakan menembus 110 juta unit pada 2016 dan terus mengalami pertumbuhan sampai 237 juta unit pada 2020. Sementara perkiraan Gartner, pada 2017, jam tangan pintar untuk pertama kalinya akan memimpin pasar perangkat sandang. 

"IDC secara global menunjukkan, penjualan kami tahun sebelumnya dari dua sisi itu jauh lebih besar. Jadi yakin penjualan lebih bagus," ujarnya. 

Khusus untuk jam tangan pintar, Seto yakin pasar jam tangan pintarnya akan lebih baik dibanding kondisi pada dua tahun lalu. Hal itu dilandasi oleh meningkatnya penjualan jam tangan pintar di Indonesia sejak 2016. Seto mengatakan, vendor teknologi telah beberapa tahun belakangan melakukan trial and error untuk menjual jam tangan pintar, maka ke depan, vendor teknologi akan lebih matang dalam menargetkan pasar jam tangan pintar. 

Bicara soal strategi memperluas penetrasi jam tangan pintar, Samsung memang hati-hati. Dengan pertimbangan masih mengenali pasar perangkat sandang, perusahaan asal Korea Selatan itu lebih menjalankan strategi masuk segmen atas-tengah. Samsung menghadirkan produk jam tangan pintar dengan menyasar segmen premium dan mid-end.  "Harga Rp3 jutaan itu harga yan tak terlalu murah, juga tak terlalu mahal," kata dia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya