Menengok 'Dapur' Drone Intel yang Hiasi Langit Jakarta

Drone Intel Shooting Star.
Sumber :
  • Twitter Intel Indonesia

VIVA.co.id – Rangkaian acara menuju Asian Games 2018 (Countdown to Asian Games 2018) yang digelar Jumat malam, 18 Agustus kemarin, dimeriahkan oleh pertunjukan cahaya yang memanfaatkan drone (pesawat nirawak) dari perusahaan teknologi Intel.
 
Pertunjukan ini bertajuk "Drone Light Show" melibatkan 300 unit Drone Intel Shooting Star. Pesawat tanpa awak ini merupakan quadcopter yang dilengkapi lampu LED multiwarna dan GPS.

Prajurit TNI Pasukan Perdamaian di Lebanon Masih Waspadai Bom sampai Serangan Drone

Teknologi ini dapat membuat konfigurasi berbagai bentuk sesuai dengan yang diinginkan. Layaknya pertunjukan kembang api, drone Light Show dapat menghadirkan berbagai warna, hanya saja tanpa asap. 

General Manager Intel Drone Light Show, Natalie Cheung, memaparkan drone ini memang dirancang untuk pertunjukan cahaya, sehingga tidak memiliki kamera untuk mengambil gambar, seperti drone yang umumnya digunakan.

Serangan Besar-besaran, Lusinan Drone Ukraina Bombardir Rusia

"Intel Shooting Star adalah pesawat tak berawak pertama yang dibuat khusus untuk pertunjukan cahaya hiburan. Drone ini dirancang dengan sistem keamanan, teknik pencahayaan yang luar biasa, struktur ringan dan kombinasi warna yang nyaris tak terbatas," kata Natalie.

Armada dari Intel Shooting Star drone mudah diprogram, dirakit dan dioperasikan untuk membuat gambar koreografer yang unik di langit pada malam hari.

Update Antidrone untuk Menangkal Spionase

Setiap pesawat nirawak ini sudah diprogram untuk memiliki peta lokasi, sehingga mereka sudah tahu di mana harus berada dan tidak akan bertabrakan saat berpindah tempat.

Drone Intel Shooting Star.

Drone Intel Shooting Star.

Ia juga mengatakan, konfigurasi drone dilakukan oleh seorang pilot di komputer yang berjarak maksimal satu kilometer dari lokasi kendaraan tersebut. Drone yang diterbangkan dapat disesuaikan dengan peraturan yang berlaku di setiap tempat.

Spesifikasi

"Saat acara menghitung mundur Asian Games 2018, Shooting Star diterbangkan setinggi 130 meter," ungkapnya. Dengan berat hanya 330 gram, Shooting Star dirancang dengan bingkai lembut yang terbuat dari plastik dan busa fleksibel.

Baling-baling quadcopter juga dilindungi oleh sangkar tertutup. Semua fitur dirancang untuk memastikan bahwa drone ini aman untuk terbang dan anti-air.

Tipe: Quadcopter dengan baling-baling terbungkus,
Ukuran: 382 x 382 x 83 milimeter,
Diameter Rotor: 6 inci (15 sentimeter),
Berat: 330 gram,
Waktu Penerbangan: 20 menit,
Rentang Maksimum: 1,5 kilometer,
Kecepatan angin maksimum: 8 m/s,
Kecepatan cahaya maksimum: 3 m/s.

Animasi dan Operasi

Natalie menambahkan, Shooting Star disematkan lampu LED yang dapat membuat lebih dari 4 miliar kombinasi warna berdasarkan LED RGBW (merah, hijau, biru dan putih). 

Dengan perangkat lunak dan animasi yang disempurnakan, kini pertunjukan dapat dibuat dalam hitungan hari, bukan lagi minggu atau bulan.

Algoritma Intel, lanjut Natalie, dapat mengotomatisasi proses pembuatan animasi dengan gambar dan dengan cepat menghitung jumlah drone yang dibutuhkan, menentukan di mana drone harus ditempatkan, serta merumuskan jalur tercepat untuk membuat gambar di langit.

Sebelumnya dibutuhkan lebih banyak animator untuk menentukan perhitungan ini secara manual. Perangkat lunak light show juga menjalankan pemeriksaan armada lengkap sebelum penerbangan.

Perangkat ini juga dapat memilih pesawat tak berawak yang paling optimal untuk setiap penerbangan berdasarkan masa pakai baterai dan penerimaan GPS. Selain itu, seluruh armada pesawat Intel Shooting Star dapat dengan mudah dikontrol oleh satu komputer. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya