Demi Cinta, Pria Ini Nekat Bersepeda dari India ke Eropa

PK Mahanandia dan Von Schedvin
Sumber :
  • Twitter PK Mahanandia

VIVA.co.id – Apapun demi cinta, orang terkadang rela melakukan hal konyol.  Mungkin itulah yang terbesit di pikiran seniman asal India, PK Mahanandia yang memutuskan bersepeda dari India menuju Eropa untuk menemui tambatan hatinya, Charlotte Von Schedvin. Cerita romantis penuh perjuangan ini terjadi tahun 1975 silam.

Kisah Sara Bokker, Model Hot yang Masuk Islam Gegera Alasan Tak Terduga Ini

Kisah ini bermula ketika Von Schedvin melancong ke India dan bertemu dengan Mahanandia di Connaugh Place Distric di Delhi. Mahanandia merupakan seniman pembuat sketsa yang cukup dikenal di sana karena kemampuannya menggambar sketsa dalam waktu 10 menit.

Von Schedvin merasa penasaran dan meminta Mahanandia menggambar potretnya. Namun, hasil yang ia dapat tidak memuaskan dan ia memutuskan datang kembali keesokan harinya.

Viral Jemaah Umrah Gak Bawa Uang, Hal Ajaib Ini Terjadi

Pertemuan dengan Von Schedvin mengingatkan Mahanandia dengan ramalan mendiang ibunya bahwa suatu ketika ia akan bertemu dengan seorang perempuan yang memiliki bintang Taurus, datang dari tempat yang sangat jauh, mencintai musik dan memiliki sebuah hutan.

Akhirnya, Mahanandia mencoba untuk membuktikan ramalan tersebut. Ia bertanya apakah Von Schedvin memiliki hutan. Gadis itu membenarkan, wajar saja karena ia merupakan keturunan bangsawan. Tak hanya itu, Von Schedvin yang berasal dari Swedia ini berbintang Taurus dan mencintai musik, ia bahkan senang bermain piano.

Dokter Tirta Ungkap Perubahan yang Terjadi pada Dirinya Usai Lakukan Hal Ini

"Hati kecilku mengatakan dia adalah orang yang dimaksudkan. Sejak pertama bertemu kami tertarik satu sama lain seperti magnet. Itu adalah cinta pada pandangan pertama," ujar Mahanandia dikutip dari laman BBC.

"Aku masih tidak tahu apa yang membuatku menanyakan hal itu padanya dan mengundangnya untuk minum teh. Aku pikir dia akan melaporkanku ke polisi. Namun reaksi Von Schedvin justru sebaliknya."

"Aku merasa ia sangat jujur dan aku ingin tahu mengapa ia memberiku pertanyaan-pertanyaan itu," ujar Von Shcedvin.

Setelah bercakap-cakap, Von Schedvin setuju untuk mengunjungi Oriss, kampung halaman Mahanandia, bersama sang seniman. Hal yang pertama ia lihat di sana adalah mengunjungi kuil Konark.

"Aku sangat emosional ketika Mahanandia membawaku ke Konark. Aku punya gambar kuil batu ini di ruang belajarku di London, namun aku tidak tahu di mana kuil itu berada. Dan aku saat itu berdiri di depannya," kenang Von Schedvin.

Stelah itu keduanya kembali ke Delhi, dilanjutkan dengan pertemuan Von Schedvin dengan ayah Mahanandia. Saat itu ia menggunakan Sari, baju tradisional India dan hal tersebut membuat Mahanandia kagum dengannya.

"Aku tidak tahu bagaimana ia bisa melakukannya. Dengan restu ayah dan keluargaku, kami akhirnya menikah menggunakan adat suku kami," ujar Mahanandia.

Von Schedvin kala itu mengunjungi Delhi dengan temannya dari Swedia. Ketika hendak berpamitan, Von Schedvin meminta Mahanandia berjanji untuk menemuinya di Boras, Swedia.

Setelah satu tahun berlalu dan berkomunikasi melalui surat dengan Von Schedvin, Mahanandia yang tidak memiliki biaya untuk membeli tiket pesawat menjual seluruh harta bendanya dan membeli sebuah sepeda dan menempuh jalan darat ke Eropa untuk menemui sang kekasih.

Ia memulai perjalanan pada 22 Januari 1977 dan berhasil tiba di Swedia pada 28 Mei 1977. Setiap hari ia bersepeda sejauh 70 kilometer.

Selama perjalanan, Mahanandia mengandalkan kemampuan menggambarnya untuk bertahan hidup di berbagai negara yang ia lalui.

"Seni adalah penolongku. Aku menggambar potret orang dan beberapa memberiku uang, makanan atau tempat singgah. Aku rasa cinta adalah bahasa yang universal dan banyak orang mengerti itu," ujarnya.

Lelah sudah pasti ia dapat. Namun bertemu sang pujaan hati dan mengunjungi tempat-tempat baru membuat Mahanandia selalu bersemangat dalam setiap kayuhan sepedanya.

Setelah berhasil mencapai Swedia, bertemu dengan orang-orang dengan budaya berbeda dan melalui berbagai kesulitan mengambil hati orangtua Von Schedvin, keduanya menikah secara resmi di negeri tersebut.

"Aku tidak tahu menahu mengenai budaya Eropa. Semuanya baru bagiku, namun ia (Von Schedvin) selalu mendukung setiap langkahku. Dia orang yang sangat spesial. Aku masih jatuh cinta padanya sama seperti aku pada 1975 itu," ungkap Mahanandia.

Saat ini, Mahandia hidup bersama Von Schedvin, dikaruniai dua orang anak dan tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai seniman.

"Aku tidak mengerti mengapa orang-orang menganggap bersepeda menuju Eropa adalah sesuatu yang besar. Aku melakukan apa yang harus aku lakukan. Aku tidak memiliki uang tapi aku harus menemuinya. Aku bersepeda demi cinta, aku tidak pernah suka bersepeda. Sesederhana itu."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya