Ibu Hamil Derita Demam, Berisiko Lahirkan Anak Autisme

Ilustrasi kehamilan.
Sumber :
  • Pixabay/ ekseaborn0

VIVA.co.id – Wanita yang mengalami demam saat mengandung, berisiko tinggi memiliki bayi dengan kondisi autism spectrum disorder, disingkat ASD. Menurut studi terbaru, risiko ini terjadi sebesar 40 kali lebih banyak.

Ibu Hamil dengan Lupus Bisa Menular ke Anaknya?

Dikutip dari laman Medical Daily, Rabu 14 Juni 2017, peneliti dari Columbia University menemukan, wanita yang demam saat masa kehamilan di trimester kedua, berisiko besar melahirkan anak dengan ASD.

Selain itu, jika demam terjadi sebanyak tiga kali. atau lebih setelah minggu ke 12 kehamilan, risiko meningkat menjadi 300 kali lebih besar.

Gender Selection, Tren Pejuang Garis Dua untuk Anak Kedua

Studi ini didasari oleh penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa infeksi saat kehamilan, meningkatkan risiko autisme pada anak yang dilahirkan. Hal ini terbukti, imunitas ibu yang merespons infeksi tersebut, dapat berdampak pada perkembangan sistem saraf bayi.

Dalam studi terbaru yang dipublikasi dalam jurnal Molecular Psychiatry, tercatat lebih dari 95.700 anak yang lahir di tahun 1999-2009 di Norway, yang mengalami autisme sejak kelahirannya. 585 dari angka itu, terdiagnosa dengan ASD. Dan, sebanyak 15.700 ibu dari anak-anak itu, dilaporkan mengalami demam, setidaknya satu kali selama kehamilannya.

Mpok Alpa Hamil Anak Kembar, Sempat Kena Mental Saat Syuting

"Demam terlihat menjadi pemicu kondisi ini. Saat infeksi menyerang, tubuh akan bereaksi dengan demam untuk melawan infeksi itu. Molekul dari sistem imun pada tubuh ibu ini, berdampak pada perkembangan otak anak," ujar peneliti Mady Hornig.

Serangan demam memang menjadi dipicu dari beragam infeksi pada tubuh. Namun, para peneliti belum menemukan infeksi spesifik yang menyebabkan anak memiliki autisme, atau ASD. (asp)

Ilustrasi hamil/ibu hamil/USG.

1000 Hari Kehidupan Penting untuk Cegah Stunting, Dimulai dari dan Sampai Kapan?

ASI eksklusif merupakan faktor protektor penting yang dapat menurunkan risiko terjadinya stunting. Sayangnya cakupan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif masih rendah.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024