Berwisata ke Daerah Bencana Nuklir

Ilustrasi Jepang.
Sumber :
  • Pixabay/yarachan

VIVA.co.id – Lebih dari lima tahun lalu (Maret 2011) di pantai timur Jepang, diguncang oleh gempa terbesar dalam sejarah. Berkekuatan sembilan tremor yang memicu tsunami dahsyat yang melumpuhkan tiga reaktor nuklir. Dan lokasi tersebut berada di Prefektur Fukusima.

Private Tour Anti Ribet, Pilihan Ideal Trip Ke Jepang

Zoe Vincent mengatakan bahwa Fukusima merupakan lokasi wisata bagi para turis. Ia mengatakan bahwa daerah yang terkena musibah merupakan lokasi yang paling indah, bersejarah, dan tentunya aman. 

Vincent melihat gambar dengan jelas ketika tragedi tersebut terjadi saat ia masih berada di Inggris. Hal tersebut tidak membuat niatnya mengambil gelar studi Jepang di Universitas Edinburgh dan mengambil pekerjaan di Kota Nagasaki.

Kenapa Tiket ke Jepang Lebih Mahal Belakangan Ini?

Ia bergabung dengan Asosiasi Pariwisata dan Produk Lokal Fukusima Prefecture pada bulan Agustus sebagai Overseas Promotion Specialist, dan telah menyampaikan presentasi ke perusahaan perjalanan di Malaysia dan Australia.

Selain itu, ia juga mempromosikan prefektur melalui website, media sosial, dan melalui blog-nya, dan hal tersebut menarik banyak perhatian.

Jerome Polin Bagikan Tips Traveling Anti-Mainstream ke Jepang Tanpa Khawatir Dompet Kering

"Pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah keamanan. Kebanyakan orang tidak tahu ukuran daerah yang telah terkena radiasi," katanya. 

"Saya juga bertanya apakah aman untuk makan makanan lokal dan apakah orang-orang masih tinggal di sini. Dan jawabannya, tentu saja, selalu ya."

Dilansir laman Telegraph, saat ini, 130 mil persegi dari prefektur yang mengelilingi pabrik nuklir Fukushima Dai-Ichi dikategorikan sebagai sulit untuk kembali normal, di mana tingkat radiasi melonjak di atas 50 millisieverts per tahun setelah tiga reaktor mengalami kebocoran.

Prefektur, bagaimanapun, mencakup lebih dari 5.320 mil persegi dan terkenal karena 135 onsen (mata air panas), pemandangan spektakuler, bunga sakura di musim semi, dan masakan lokal yang sangat mengesankan.

Angka pariwisata dari Januari 2010 dari 96.000 anjlok pada tahun bencana (2011) menjadi 27.540, tetapi pulih kembali menjadi 56.420 pada tahun 2015.

"Saya merasa senang dengan pekerjaan ini sejak saya mulai dan saya tahu tidak ada gunanya perasaan terintimidasi tentang skala tugas," kata Vincent. "Kami hanya harus mencari tahu cara terbaik untuk maju."

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya