LIPI: 2012, Inflasi Bakal Lebih Tinggi

Ilustrasi grafik penerapan teknologi bagi perusahaan.
Sumber :
  • Ilustrasi

VIVAnews - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperkirakan inflasi di Indonesia pada 2012 sebesar 5,5 persen atau lebih tinggi dibandingkan perkiraan tahun ini yang hanya 3,53 persen.

Beberapa faktor pemberi tekanan pada angka inflasi datang dari sektor nilai tukar, pangan, dan bahan bakar minyak (BBM) serta tarif dasar listrik (TDL).

Menurut Peneliti P2 Ekonomi LIPI, Agus Eko Nugroho, nilai tukar rupiah pada tahun mendatang akan terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat. "Juga, pertumbuhan suplai pangan yang tidak setinggi demand-nya," kata dia saat ditemui dalam acara jumpa pers 'Outlook Perekonomian Indonesia 2012' di kantornya, Jakarta, Kamis 22 Desember 2011.

Selain itu, dia melanjutkan, rencana pemerintah dalam membatasi konsumsi BBM turut menjadi faktor penyumbang angka inflasi. "Rencana pemerintah menaikkan TDL juga akan berkontribusi," ujar Agus.

Tidak hanya itu, menurut Agus, kondisi krisis Eropa turut memberi sentimen negatif. Sebab, Eropa yang menjadi salah satu pasar penting ekspor Indonesia, tidak akan lagi berkontribusi signifikan.

"Sampai Oktober 2011, ekspor Indonesia ke Eropa sebesar 12,7 persen. Tidak mengherankan bila diprediksi pertumbuhan ekspor Indonesia tahun depan tidak setinggi tahun ini," tuturnya. (art)