Bantu Korban Panggil Ambulans, Malah Dikejar Debt Collector

Jenna dengan niat tulus menelpon ambulans setelah melihat seorang korban tabrakan. Namun belakangan dia malah ditelpon perusahaan penagih hutang yang mengatasnamakan layanan ambulans tersebut.
Sumber :
  • abc

Seorang warga Kota Melbourne yang dengan tulus menolong korban tabrakan lalu-lintas, kini harus menghadapi kenyataan pahit karena justru dikejar-kejar debt collector alias penagih utang.

Saat itu wanita bernama Jenna ini sedang naik sepeda ke tempat kerjanya ketika melihat seorang pria ditabrak.

Tidak seorang pun yang berhenti untuk membantu korban bernama Will pada kejadian di bulan Maret itu.

Jenna yang terlatih dalam pertolongan pertama, lalu berhenti dan menelepon nomor panggilan darurat 000 dari HP-nya.

"Will mengalami syok dan kesakitan dan sangat takut ke rumah sakit," ujar Jenna kepada ABC.

Jenna melihat Will sepertinya telah menjadi tunawisma agak lama.

"Dia sangat sopan namun terlihat tidak sehat," katanya. "Saya mengkhawatirkan kesehatan dan kondisinya."

Beberapa bulan kemudian Jenna menerima telepon di rumah dan di ponselnya. Penelepon mengaku dari Australian Receivables Limited (ARL), perusahaan penagihan utang.

"Mereka ingin bicara tentang tagihan dari Ambulance Victoria," ujar Jenna.

Tidak etis

Jenna mengatakan ketika ditelepon kedua kalinya dia pun mengancam perusahaan itu dengan tindakan hukum.

Dia kesal karena penagih utang itu nomor rumah dan nomor HP Jenna.

Menurut dia, sangat tidak etis menagih utang layanan ambulans ke tunawisma yang dibantunya itu.

Jenna juga mengatakan Ambulance Victoria telah melanggar hak privasinya karena meneruskan data-data pribadinya kepada pihak penagih utang.

Pihak layanan jasa Ambulance Victoria menyatakan seharusnya Jenna tidak dihubungi sampai dua kali oleh penagih hutang.

ABC News: Seraphine Charpentier Andre

Saat dihubungi ABC, direktur operasi Ambulance Victoria Mick Stevenson menyatakan permintaan maaf.

"Jenna berhak merasa frustrasi dan kecewa karena tindakan itu memang keliru," katanya.

"Mereka sebenarnya menelepon untuk mengidentifikasi apakah Jenna bertanggung jawab atas tagihan itu. Dia tidak bertanggung jawab atas tagihan itu. Jadi seharusnya berakhir di situ," katanya.

Tindakan selanjutnya yang dialami Jenna (dari penagih utang), katanya, bukan lagi sesuai prosedur.

Dalam pernyataannya direktur eksekutif Ambulance Victoria Robb Barr mengatakan tagihan akan dikirimkan ke pasien yang tidak menjawab atau menghubungi mereka.

Sehingga, katanya, tagihan tersebut dirujuk ke agen penagih utang.

"Kami memberikan nomor telepon ke agen, yaitu nomor yang digunakan menelepon 000, karena ini dapat membantu menghubungi pasien," katanya.

"Agen menelepon (ke Jenna) yang tidak memiliki hubungan apa-apa dengan pasien," tambahnya. "Seharusnya tidak boleh ada kontak lebih lanjut setelah itu."

Pihak ARL telah dimintai komentar namun belum memberikan tanggapan.

Barr mengatakan Ambulance Victoria menyelidiki kasus itu.

"Kami menghargai mereka yang membantu orang asing dalam keadaan darurat medis," katanya.

"Seorang yang kebetulan lewat dan memanggil ambulans tidak akan pernah diharuskan membayar tagihan," tambahnya.

Namun setelah namanya masuk daftar debt collector, Jenna kecewa dengan tanggapan Ambulance Victoria. Dia khawatir kasus ini akan mempengaruhi namanya dalam urusan pinjaman di perbankan.

ABC menerima puluhan telepon dari warga Melbourne yang melaporkan kasus serupa, yaitu dikejar penagih utang yang mengatasnamakan Ambulance Victoria.

Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.