Ramadhan Pohan: "Mr A" Bukan Imajinasi

Wakil Sekjen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan
Sumber :
  • Facebook Ramadhan Pohan

VIVAnews -- Ramadhan Pohan, nama ini mencuat gara-gara lontarannya soal "Mr A" yang ia tuduh sedang mengobok-obok partainya, Partai Demokrat.

Meski bersikukuh "Mr A" benar-benar ada, hingga saat ini belum terlontar dari mulut Ramadhan Pohan, siapa sosok misterius ini.

Saat ditemui di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 6 Juni 2011, Ramadhan masih menyimpan rapat-rapat orang yang ia maksud. Meski banyak tokoh politik yang kebetulan namanya berawalan dengan huruf A tersinggung.

Berikut petikan wawancara Pohan dengan wartawan:

Soal Mr A ini ada yang tersindir, salah satunya Akbar Tandjung, tanggapan Anda?
Ketika saya menyebutkan soal Mr A, saya tidak mengatakan Mr A ini dari partai politik tertentu dan tidak mengatakan ini dari Golkar atau bukan dari Golkar. Dan ada yang mengatakan ini menyinggung koalisi, saya katakan bahwa saya tidak pernah mengatakan,  Mr A ini berasal dari koalisi atau luar koalisi. Saya hanya menyebut Mr A ini adalah dari tokoh politik.

Saya juga mau meluruskan pemberitaan bahwa Mr A ini adalah pelaku dan penyebar SMS gelap yang menghina Presiden RI.  Saya katakan  tidak pernah saya mengatakan bahwa Mr A itu pelaku dan penyebarnya. Ini dua hal yang berbeda. SMS gelap itu sebuah peristiwa politik dan hukum yang kita mintakan kepada polisi untuk segera mengusut dan menangkap pelaku dan penyebarnya karena ini buka delik aduan tapi adalah pidana umum.

Menyangkut Mr A, saya sudah mengatakan semuanya, dan saya mengetahui kalau Mr A tahu dan Mr A pun tahu kita sudah mengetahui dan beliau juga tidak akan mengulang aksi yang ingin merobohkan imej atau pun citra Partai Demokrat. Itu sudah cukup.

Sudah bertemu dengan Mr A?
Saya mengetahuinya dari orang yang mengetahuinya. Saya rasa sudah cukup. Tapi tidak tahu pekan depan atau bulan depan ada aksi yang sama dari beliau. Saya kira isu ini sudah cukup memberi pelajaran bagi beliau.

Mr A ini adalah riil bukan sebuah spekulasi atau imajinasi tentang ada orang yang berwacana dan melaksanakan wacana buruk yang berimplikasi pada merobohkan reputasi Partai Demokrat.

Kenapa tidak lapor polisi?
Tidak kita laporkan ke polisi karena akan jadi bahan tertawaan dari kalangan lain. Kenapa, karena masalah politik ini adalah hal yang biasa. Upaya infiltrasi, manuver itu adalah biasa dilakukan oleh aktivias-aktivis politik di dunia politik. Tidak ada kriminal yang terjadi ketika orang melakukan provokasi kepada orang lain di partai yang berbeda. Kalau ada intimidasi politik baru ada kriminalnya.

Jadi kenapa tidak dibuka secara terang benderang?
Saya kira itu tidak perlu karena terlalu manja dalam politik kalau ini terang-terangan. Persoalan Mr A ini tidak secara khusus saya angkat, pada saat itu saya ditanya soal SMS gelap terhadap Pak SBY. Ini saya katakan sebagai serangan terhadap Partai Demokrat dan Pak SBY. Dan saya katakan seperti yang dilakukan oleh Mr A.

Mr A dari internal Partai Demokrat?
Mr A itu eksternal, dan dia tidak di Partai Demokrat dan tidak pernah di Partai Demokrat.

Terkait konflik internal PD?
Saya bisa katakan tidak ada konflik internal, semua kader, pengurus Partai Demokrat itu kukuh di bawah kepemimpinan Pak Anas Urbaningrum dan Pak SBY sebagai Ketua Dewan Pembina. Tidak ada fraksi apapun.

Desakan untuk mengadakan kongres luar biasa?
Saya tidak pernah mendengar dan tidak yakin, kalau itu ada saya termasuk orang yang menolak KLB itu, karena apa relevansinya? Tidak ada relevansinya. Kalau terkait dengan SMS dan kita menyakininya bahwa itu sebuah kebenaran dan langsung kita lakukan sesuatu, itu tidak baik. Itu bukan budaya Partai Demokrat.

Soal 28 DPD yang menghendaki?
Saya tidak tahu, saya tidak menanggapi rumor. Secara faktual hal itu tidak ada.

(umi)