Kisah Kapten Liverpool Menangis Mau Dijual

Kapten Liverpool, Jordan Henderson (kiri)
Sumber :
  • Reuters/Kai Pfaffenbach

VIVA – Setiap pemain tentu ingin punya waktu bermain reguler bersama timnya. Andai tak banyak mendapat kesempatan bermain sebagai starter, seorang pemain biasanya hengkang mencari klub yang memberik tempat bermain utama.

Lalu, apa jadinya jika seorang pemain yang tak punya waktu bermain banyak, tapi gigih bertahan dan saat ini bahkan dipercaya menjadi kapten tim. Dia adalah Jordan Henderson, kapten Liverpool.

Ternyata, Henderson sempat akan dilepas Liverpool pada 2012 lalu. Saat itu, Liverpool nyaris menukar Henderson dengan bintang Fulham asal Amerika Serikat, Clint Dempsey. Menurut pengakuan Henderson, manajer Liverpool saat itu, Brendan Rodgers, memintanya untuk hengkang.

Gelandang berusia 27 mengaku sempat menangis dengan permintaan Rodgers. Namun pada akhirnya, Henderson menguatkan diri dan bekerja lebih keras untuk dapat tempat utama dalam skuat The Anfield Gang.

"Brendan (Rodgers) memanggil saya dan berkata 'dengarkan, ini adalah tawarannya' dan dia bertanya apa yang saya pikirkan. Itu menyiratkan kepada saya bahwa dia akan membiarkan saya pergi dan itu terserah saya. Saya kembali ke kamar saya. Saya meneteskan beberapa air mata. Saya akhirnya menangis sedikit karena itu sangat menyakitkan," kata Henderson kepada Sky Sports.

"Saya berbicara dengan agen saya dan memberi tahu dia apa yang telah terjadi. Saya mengatakan saya tidak ingin pergi. Saya ingin tetap tinggal dan berjuang, serta berusaha memperbaiki dan mencoba membuktikan kesalahan manajer (Rodgers)," ujarnya.

Tujuh musim membela Liverpool Henderson total tampil dalam 279 pertandingan dan mencetak 24 gol. Henderson juga ikut mengantar Liverpool juara Piala Liga Inggris 2011/2012.