Liga Inggris: Mengapa Terancam oleh Dominasi Manchester City?

Sead Kolasinac dan Mesut Ozil.-Reuters
Sumber :
  • bbc

Liga Primer Inggris musim 2019/2020 dimulai akhir pekan ini setelah musim lalu diakhiri dengan kejar mengejar antara Manchester City dan Liverpool.

Manchester City yang akhirnya menjadi juara setelah dua tahun terakhir ini mendominasi.

Di Eropa, klub-klub Liga Primer Inggris mengisi empat posisi finalis baik di Liga Champions maupun Liga Eropa. Mungkin ini merupakan saat-saat terbaik bagi kompetisi sepakbola terkaya di dunia ini.

Salah satu kunci sukses Liga Inggris dibandingkan liga-liga lain di Eropa adalah kompetisi internal sangat ketat.

Imaji yang dipasarkan baik secara domestik maupun internasional tentang Liga Inggris adalah permainan yang cepat, penuh bentrokan dan di setiap pertandingan satu klub bisa saling mengalahkan.

Imaji ini sedang terancam. Kini klub-klub top perlahan berevolusi menjadi "enam besar". Mereka adalah: Manchester City dan Manchester United, Liverpool. Arsenal dan Tottenham Hotspurs serta Chelsea.

Bahkan kini enam besar ini terancam menjadi "dominasi tunggal" yang diisi oleh Manchester City.

` Sepabkola berantakan `


Pendukung Liverpool sangat senang mereka menjadi juara Liga Champions Eropa, tetapi yang sangat mereka dambakan adalah mengakhiri puasa gelar Liga Inggris selama 29 tahun. - Getty Images

Musim lalu Liga Inggris berjalan menegangkan karena Liverpool terus menerus menempel ketat Manchester City.

City juga berhasil meraih piala untuk tiga kompetisi yang mereka ikuti: Liga Inggris, FA Cup dan Carabao Cup.

Liverpool sangat berambisi untuk juara lagi, setelah terakhir kali mereka berhasil meraihnya tahun 1990. Manchester City hingga kini berambisi besar untuk membawa pulang piala Liga Champions Eropa.

Di kompetisi domestik, City tampak semakin sulit dikalahkan.

Hingga kini tak ada klub yang berhasil meraih juara tiga kali berturut-turut. Musim 2017/18 City juara dengan raihan nilai 100, rekor tertinggi yang pernah diraih, dan selisih dengan urutan kedua sangat jauh, 19 poin.

Musim lalu City juga meraih nilai 98, rekor tertinggi kedua.

Lalu pada final FA Cup mereka memporak-porandakan Watford dengan skor 6-0, hingga seorang kolumnis olahraga berkomentar: .

Kelemahan


Pep Guardiola dianggap sebagai manajer terbaik di dunia saat ini, dan mampu mengoptimalkan kemampuan para pemainnya. - Reuters

Kelemahan Manchester City sebagai tim saat ini mungkin adalah ketergantungan mereka pada Fernandinho yang menjadi jangkar di tengah lapangan untuk melindungi empat bek mereka.

Namun mereka berhasil mendapat Rodri dari Atletico Madrid, seorang pemain istimewa yang bisa memainkan peran yang sama.

Dengan manajer yang dianggap yang terbaik dalam sepakbola saat ini, Pep Guardiola, Manchester City akan kembali mendominasi.

Dalam pertandingan pra-musim, City tampak solid. Mereka memenangkan Piala Community Shield melawan Liverpool dengan adu penalti akhir pekan lalu (05/08).

Sementara Liverpool tampak kepayahan dalam pertandingan-pertandingan persahabatan pra-musim.

Pemain utama mereka Mohammad Salah dan Sadio Mane terlibat dalam Africa Cup of Nations, lalu Roberto Firmino dan Alisson lambat bergabung karena bertanding untuk Brasil di Copa America.

Liverpool juga harus mengatasi dampak psikologis kegagalan mereka meraih juara setelah sudah demikian dekat.

Meredup


Eden Hazard akan bermain untuk Real Madrid mulai musim depan, dan Chelsea kehilangan pemain terbaik mereka. - Reuters

Sementara itu tak ada tim lain di enam besar yang tampaknya bisa mengganggu jalan Manchester City.

Arsenal berhasil mendapat penyerang hebat Nicolas Pepe dari Lille, tapi musim panas mereka didominasi berita .

Ini akan menimbulkan keraguan terhadap barisan pertahanan mereka, bahkan sesudah mereka mendapatkan Kieran Tierney dari Glasgow Celtic dan David Luiz dari Chelsea.

Chelsea kini dipegang manajer baru, legenda mereka Frank Lampard. Namun tampaknya ia butuh waktu.

Tambahan lagi, musim ini mereka akan bermain tanpa Eden Hazard, dan sedang mengalami embargo tak boleh membeli pemain baru. Rekrutan baru asal Dortmund Christian Pulisic diharapkan bisa mengganti posisi Hazard, tapi ia belum terbukti.

Manchester United sempat bersinar di bawah Ole Gunnar Solksjaer di musim lalu, tapi di penghujung musim, sinar itu meredup.

Dengan persaingan dari klub enam besar meredup, sangat mungkin City akan mengulang musim 2017/18 ketika mereka memastikan diri menjadi juara bulan April, sebulan sebelum musim berakhir.

Jika ini terjadi, Liga Primer Inggris bisa kehilangan daya tarik karena tak ada kompetisi bagi tim paling top.

Ini terjadi di Serie A Italia yang didominasi Juventus (juara delapan musim berturut-turut), dan di Bundesliga Jerman yang didominasi Bayern Munich (juara tujuh kali berturut-turut).

Secara umum keadaan ini bisa membuat para penggemar kehilangan minat karena mereka sudah bisa menduga siapa yang menjadi juara sejak awal musim.

Setidaknya itu yang terjadi pada Liga Italia dan Jerman yang kesulitan meraih penggemar di Asia dan Afrika.

Perkiraan pengamat


Alan Shearer (kanan) bersama legenda sepakbola Inggris Gary Lineker menjadi komentator pertandingan. Shearer menjagokan Liverpool juara musim ini. - BBC

Apakah dua musim terakhir menjadi tanda awal bangkitnya era dominasi Manchester City di Liga Inggris?

Setidaknya 16 dari 24 orang pengamat yang ditanya BBC Sport menyatakan Manchester City akan juara lagi. Sementara 8 sisanya menyatakan Liverpool yang akan berjaya.

Dari amatan mereka, kedua tim ini akan bersaing ketat lagi dan menduduki urutan pertama dan kedua.

Legenda Liga Inggris Alan Shearer - mantan pemain Newcastle United yang tercatat sebagai pencetak gol tebanyak di Liga Inggris - percaya tahun ini akan jadi milik Liverpool. Ia percaya Liverpool akan unggul tipis dari City dalam pertarungan yang ketat antara keduanya seperti musim lalu.

Sementara itu bekas pemain City yang kini menjadi pengamat, Joleon Lescott menjagokan City.

"Saya melihat City di pertandingan pra-musim dan mereka persis sama seperti musim lalu. Tim mereka sudah sangat mapan dan lebih lama mereka di bawah Guardiola, mereka tampak lebih kuat."