Alhamdulillah, Ilmuwan Perempuan RI Jadi Nama Asteroid

Ilustrasi asteroid sedang menuju ke Bumi
Sumber :
  • digitaltrends.com

VIVA.co.id – Ilmuwan Indonesia kembali diabadikan sebagai nama objek antariksa. Astronom Institut Teknologi Bandung, Premana Premadi diabadikan menjadi nama asteroid. 

International Astronomical Union memutuskan menamakan asteroid 12937 dengan nama Premadi, sehingga nama batu antariksa ini menjadi asteroid 12937 Premadi. 

Atas penamaan asteroid 12937 tersebut, Premadi mengaku sangat terkejut. Sebab pengumuman itu datang tiba-tiba tanpa sepengetahuan dan tanpa pemberitahuan sebelumnya. 

"Itu tiba-tiba, makanya kemarin saya kaget sekali. Yang usulkan nama itu teman-teman saya di Eropa yang mengetahui kerja saja. Bagi saya itu kan sebuah acknowledgment (pengakuan) ya," ujar ilmuwan perempuan yang akrab dipanggil Nana saat dihubungi VIVA.co.id, Senin, 10 April 2017. 

Nana mengaku memang sangat terkejut, sebab dia bukan pejabat dalam bidang astronomi di Indonesia. Sebelumnya, beberapa nama ilmuwan Indonesia yang diabadikan pada asteroid merupakan beberapa mantan Kepala Observatorium Bosscha.

Berdasarkan data komunitas astronomi Langit Selatan, di antara asteroid yang dinamai ilmuwan Indonesia yaitu asteroid 12176 Hidayat yang merujuk pada nama Bambang Hidayat, mantan Direktur Observatorium Bosscha 1968-1999; asteroid 12177 Raharto yang diambil dari nama Moedji Raharto, Kepala Observatorium Bosscha 1999-2004; asteroid 12178 Dhani yang diambil dari nama Direktur Observatorium Bosscha 2004-2006. Kemudian asteroid 12179 Taufiq, yang diturunkan dari nama Taufiq Hidayat yang pernah menjabat sebagai Kepala Observatorium Bosscha 2006-2010.

"Saya ini bukan siapa-siapa. Jadi yang saya lihat ini lebih kepada kontribusi," ujarnya merendah. 

Nana mengungkapkan, alasan IAU sepakat namanya dijadikan sebagai nama asteroid, karena dia dianggap berkontribusi mengembangkan kosmologi dan fisika teoritik di Indonesia. Selain itu, Nana juga dinilai berkontribusi dalam pendidikan astronomi di Indonesia melalui Universe Awareness for Children Indonesia, sebuah gerakan mendekatkan astronomi kepada anak-anak terpencil di nusantara.

Melalui gerakan edukasi astronomi itu, Nana 'blusukan' ke pelosok negeri untuk memberikan pengenalan astronomi ke anak-anak sekolah yang keadaannya kurang beruntung. Kegiatan Nana itu dilakukan tanpa menunggu bola. 

"Saya dianggap berkontribusi untuk kemajuan astronomi di Indonesia dan dunia. Ini untuk kita semua, untuk bangsa. Alhamdulillah kita semakin dilihat, tapi tentunya ini ada tanggung jawab ya," kata dia. 

Berdasarkan catatan Badan Antariksa Amerika Serikat, asteroid 12937 Premadi bukan merupakan temuan dari ilmuwan ITB tersebut. Asteroid ini ditemukan astronom Belanda pada 24 September 1960 oleh pasangan suami istri C. J. van Houten dan Ingrid van Houten-Groeneveld, pasangan astronom dari Universitas Leiden Belanda dan T. Gehrels. Nana belakangan berkenal baik dengan Ingrid. 

Asteroid 12937 Premadi terletak di area Sabuk Utama asteroid, yang terletak kira-kira antara orbit Planet Mars dan Planet Jupiter.  Asteroid 12937 Premadi ini punya diameter 10.584 kilometer. Sejak 2005, Nana menjadi anggota Universe Awareness International Team. (ase)