Makna Asteroid Premadi bagi Kebangkitan Indonesia

Ilustrasi asteroid dekati Bumi.
Sumber :
  • Reuters/NASA/JPL-Caltech/Handout

VIVA.co.id – Nama astronom Institut Teknologi Bandung, Premana Premadi sedang menjadi perhatian. Namanya diabadikan dalam asteroid 12937 Premadi. 

Ilmuwan perempuan tersebut menganggap, pengabadian namanya pada batu antariksa berdiameter 10.584 kilometer itu sebagai pengakuan dunia atas kontribusi Indonesia.

Nama asteroid Premadi itu menambah deret nama-nama Indonesia di luar angkasa. Dalam catatan sejarah astronomi, tercatat ada beberapa nama ilmuwan Indonesia yang telah dijadikan nama batu antariksa. Selain nama ilmuwan, beberapa nama lokasi dan nama Indonesia juga diabadikan sebagai nama asteroid. 

Penamaan tersebut, sekaligus menjadi tanggung jawab bagi sang ilmuwan dan umumnya bagi dunia sains Indonesia. Ilmuwan yang akrab disapa Nana itu mengatakan, tantangan bagi dunia sains Indonesia, yaitu apa lagi yang harus dilakukan oleh ilmuwan luar angkasa. 

"Astronom kita masih sedikit, sementara yang berkiprah juga makin sedikit. Ini menunjukkan porsi sedikit kita dalam sains dasar," jelas Nana kepada VIVA.co.id, Senin 10 April 2017. 

Menurutnya, Indonesia punya kelebihan dan keuntungan dalam dunia astronomi. Secara geografis, letak Indonesia bisa dibilang cukup seksi. Wilayah Indonesia, kata dia, mempunyai langit yang bagus karena posisinya dekat dengan ekuator. 

Peluang ini seharusnya, kata Nana, bisa dijadikan sebagai penyemangat bagi ilmuwan Indonesia untuk lebih berkontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan Indonesia dan dunia. "Bagaimana ilmu pengetahuan itu bisa berguna bagi masyarakat kita yang sudah merdeka lama, tetapi masih banyak ketinggalan," ujarnya.

Penamaan asteroid itu, menurut Nana, memiliki makna mendalam bagi harapan kebangkitan Indonesia yang dibangun dengan kebersamaan dan persatuan. 

"Ini pemicu semangat. Kita bisa membangun bersama-sama, kita bekerja bersama perlu sinergi, tanpa mempertajam perbedaan yang menghabiskan energi," kata dia. 

Ilmuwan ITB itu meyakini, penamaan asteroid dengan nama ilmuwan Indonesia sisi positifnya yaitu bisa mengalihkan sesuatu yang lebih memberikan harapan bagi bangsa dan negara. 

Sebelumnya, International Astronomical Union memutuskan menamakan asteroid 12937 dengan nama Premadi, sehingga nama batu antariksa ini menjadi asteroid 12937 Premadi. 

Berdasarkan catatan Badan Antariksa Amerika Serikat, asteroid 12937 Premadi bukan merupakan temuan dari ilmuwan ITB tersebut. Asteroid ini ditemukan astronom Belanda pada 24 September 1960 oleh pasangan suami istri C. J. van Houten dan Ingrid van Houten-Groeneveld, pasangan astronom dari Universitas Leiden Belanda dan T. Gehrels. Nana belakangan berkenal baik dengan Ingrid. 

Asteroid 12937 Premadi terletak di area Sabuk Utama asteroid, yang terletak kira-kira antara orbit Planet Mars dan Planet Jupiter.  Asteroid 12937 Premadi ini punya diameter 10.584 kilometer.

Alasan IAU sepakat nama Premadi dijadikan sebagai nama asteroid, karena dia dianggap berkontribusi mengembangkan kosmologi dan fisika teoritik di Indonesia. Selain itu, Nana juga dinilai berkontribusi dalam pendidikan astronomi di Indonesia melalui Universe Awareness for Children Indonesia, sebuah gerakan mendekatkan astronomi kepada anak-anak terpencil di nusantara.

Melalui gerakan edukasi astronomi itu, Nana 'blusukan' ke pelosok negeri untuk memberikan pengenalan astronomi ke anak-anak sekolah yang keadaannya kurang beruntung. Kegiatan Nana itu dilakukan tanpa menunggu bola.