Efek Domino Jika Tarif Ojol Naik, Bikin Orang Malas Naik MRT

Pengendara ojek online.
Sumber :
  • Instagram @dramaojol.id

VIVA – Kenaikan tarif ojek online atau ojol mampu memberikan efek domino terhadap sejumlah hal yang berkaitan dengan transportasi online itu. Salah satunya adalah transportasi lain seperti Trans Jakarta, KRL, MRT, dan LRT.

Berdasarkan Research Institute of Socio-Economic Development atau Rised, sekitar 40,98 persen responden mengaku menggunakan ojol untuk pergi ke stasiun atau terminal. Mantan Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Zumrotin K. Susilo, mengatakan bahwa penumpang akan mencari cara lain jika tarifnya naik.

"Ojol ini, kan, feeder. Mereka akan kekurangan konsumen (masyarakat) kalau harganya naik," ungkapnya di Jakarta, Senin, 11 Februari 2019. Zumrotin menuturkan salah satunya adalah penggunaan ojol untuk dua kilometer bisa diganti dengan berjalan kaki. Hal ini bisa terjadi kepada penumpang yang berusia muda.

Sementara itu, peneliti dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, mengatakan bisa jadi jika kenaikan tarif ini memengaruhi alat transportasi lain. "Jelas karena kalau kita lihat 40 persen lebih itu ojek online tujuan atau destinasinya adalah ke stasiun atau ke terminal terdekat," ujarnya.

Fithra juga mengatakan kemungkinan adanya potensi zero ridership juga bisa terjadi. Karena, kebutuhan ojek online sebagai feeder masih sangat dibutuhkan, termasuk pada pembangunan masih LRT dan MRT saat ini. Masyarakat membutuhkan transportasi menuju stasiun terdekat.

"Ekstremnya adalah, ya, zero ridership. Artinya potensi bahwa MRT tidak akan ter-utilize dengan baik karena feeder-nya kurang. Pemerintah, kan, belum punya. Nah, ini harusnya bergabung dengan mitra pengemudi dan provider," kata Fithra. (ann)