Fatwa PUBG, MUI: Ini Bukan soal Agama Saja

Game online PUBG.
Sumber :
  • Instagram/@pubg

VIVA – Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Asrorun Niam Sholeh menjawab pertanyaan masyarakat yang apa urgensi MUI mengurus game PlayerUnknown's Battlegrounds atau PUBG. Asrorun menjelaskan tanggung jawab MUI bukan hanya soal agama.

"Kami tegaskan tanggung jawab MUI tidak hanya diniyah (agama). Tapi, ada kaitan masalah ijtimaiyah (umum)," ujarnya di Kantor Pusat MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 26 Maret 2019

Asrorun mengatakan, banyak yang mengaitkan serangan penembakan terhadap jemaah di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru. Namun, MUI tidak serta merta menghakimi game PUBG sebagai game berkonten tindak kekerasan radikalisme dan terorisme.

"Kekerasan yang terjadi di New Zealand beberapa waktu yang lalu ada yang mengaitkan dengan tontonan dan juga segala permainan yang berkonten kekerasan. Ada yang mengaitkan tentu kita tidak menjustifikasi dan juga memberikan judgement terkait hal tersebut," kata dia.

Meski begitu, dia mengatakan, MUI memiliki komitmen untuk mencegah dan meminimalkan tindakan radikalisme dengan cara memantau game dinilai berkonten radikalisme. Karena bisa jadi masyarakat kurang pemahaman agamanya sehingga menanggapi game yang ada seperti PUBG dengan salah.

"Tetapi perlu saya kira, kita memiliki komitmen bersama untuk mencegah yang memicu potensi terjadinya tindak kekerasan, radikalisme dan terorisme apa pun penyebabnya. Bisa jadi faktor pemahaman keagamaan yang bersifat menyimpang, bisa jadi faktor sosial politik, bisa jadi ekonomi, bisa jadi faktor budaya ini. Termasuk di dalam tontonan dan juga permainan," katanya. (kwo)