3 Dampak Stres pada Hormon dan Berat Badan

Ilustrasi stres.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Stres adalah masalah utama di dunia modern saat ini, berkat media sosial, jam kerja yang panjang, kurangnya aktivitas fisik, dan faktor lainnya. Stres dapat memengaruhi kondisi kesehatan. Salah satu yang paling umum tidak disadari adalah dampaknya terhadap kadar hormon dan kemampuan tubuh untuk menjaga berat badan yang sehat.

Setiap sumber stres yang dialami tubuh baik fisik maupun emosional, memicu produksi hormon kortisol, yang sering disebut sebagai "hormon stres". Kortisol penting untuk kelangsungan hidup kita. Ibarat alarm, ia mengirim sinyal bahaya ketika tubuh dalam situasi tidak sehat.

Masalahnya, ketika kita berada di bawah tekanan dan stres, kadar kortisol kita tetap tinggi, yang kemudian berdampak pada banyak proses tubuh, termasuk metabolisme dan stabilitas emosi.

Dilansir dari Runtastic, berikut ini lima hal yang dapat ditimbulkan stres pada kualitas hidup dan kesehatan kita.

1. Stres menyebabkan sulit tidur

Kortisol adalah hormon yang terkait dengan kewaspadaan. Jadi salah satu pekerjaan terpentingnya adalah membantu kita tetap termotivasi, terjaga, dan tanggap terhadap lingkungan. Kadar kortisol biasanya paling tinggi di pagi hari, menurun sepanjang hari, dan kemudian turun ke titik terendah di malam hari, sekitar waktu kita harus tidur.

Ketika kadar kortisol, dan hormon stres lainnya seperti adrenalin, meningkat secara abnormal sepanjang hari, ini menyebabkan susah tidur. Bisa juga sebelumnya sudah tidur, tiba-tiba terbangun pada jam 2-4 dini hari dan merasa pusing.

Kurang tidur berdampak langsung pada pemeliharaan berat badan. Tubuh yang kurang tidur memengaruhi kadar leptin dan ghrelin, hormon kelaparan yang menentukan nafsu makan dan perasaan kenyang setelah makan.

2. Stres meningkatkan dorongan makan

Tidak mengherankan jika sebagian orang semakin sibuk dan stres, semakin sulit untuk tetap berpegang pada pola makan yang sehat. Karena hormon stres dapat mengganggu suasana hati, pola tidur, dan pencernaan. Tingkat stres yang tinggi biasanya berkontribusi terhadap penyerapan gula dan karbohidrat.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang yang "reaktor kortisol tinggi" cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori pada hari-hari ketika mereka merasa stres dibandingkan dengan ketika "reaktor rendah." Faktor ini juga memengaruhi kenaikan berat badan.

3. Stres berkontribusi pada gangguan pencernaan
Stres adalah salah satu penyebab utama keluhan dan gangguan pencernaan, termasuk sembelit atau diare, dan intoleransi terhadap makanan. Itu karena stres dapat meningkatkan peradangan, yang dapat merusak jaringan di saluran gastrointestinal, sehingga mengganggu penyerapan nutrisi yang tepat dan meningkatkan banyak gejala lain yang terkait dengan sindrom usus bocor.