Doyan Gonta-ganti Pasangan, Waspada 3 Penyakit Berbahaya Ini

Ilustrasi selingkuh.
Sumber :
  • Pixabay/Tumisu

VIVA – Berita perselingkuhan saat ini sedang menjadi trending topic, bahkan sampai berujung pada pembunuhan. Mirisnya, selingkuh bisa berdampak pula terhadap kesehatan pasangan seperti penyakit HIV yang rentan mengintai.

Berselingkuh, gonta-ganti pasangan, membuat kamu harus ingat bahwa kehidupan seks bebas berisiko terhadap berbagai penyakit terutama Human Immunodeficiency Virus (HIV). Terlebih, berdasarkan pengalaman dokter spesialis penyakit dalam dr. Ari F. Syam SpPD., HIV bisa menyerang siapa saja, dari kalangan mana pun.

Baca juga: 5 Penyebab Tumor di Kepala, Penyakit yang Diderita Ria Irawan

"Penyakit ini bisa mengenai semua profesi, ibu rumah tangga (IRT) yang tidak gonti-ganti pasangan pun menderita HIV karena mungkin tertular dari suaminya yang suka 'jajan' diluar. Seorang ibu muda baik-baik yang akan menikah menderita HIV kemungkinan tertular dari mantan pacarnya yang menderita narkoba di mana saat pacaran sewaktu duduk di bangku SMA dulu pernah berhubungan seks beberapa kali," ujar dokter Ari dikutip dari siaran pers yang diterima VIVA.co.id, Selasa 10 September 2019. 

Dokter Ari menjelaskan, kelompok penyakit akibat gonta-ganti pasangan ini dimasukan sebagai sexually transmitted disease (STD). Untuk para wanita yang gonta-ganti pasangan selain penyakit STD, juga berisiko untuk terjadinya kanker mulut rahim, sedang untuk laki-laki gonta-ganti pasangan akan menambah risiko untuk menderita kanker prostat di kemudian hari.

"Saya masih ingat ketika seseorang pasien laki-laki muda datang kepada saya karena menderita infeksi kencing nanah (GO) setelah berhubungan dengan wanita 'baik-baik'. Sang pasien tidak habis pikir wanita yang disangka 'baik-baik' tersebut ternyata menularkan kencing nanah kepada dirinya. Saat itu saya sampaikan kepada pasien tersebut kalau penyakit kelamin tidak mengenal status sosial pasien yang mengalami penyakit kelamin tersebut," tegasnya.

Pasien dengan HIV positif atau dengan hepatitis B atau C, tampilan fisiknya sama dengan orang normal tanpa infeksi virus tersebut. Ketiga penyakit yang disebabkan virus ini merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Yang membedakan satu dengan yang lain adalah bahwa di dalam darah pasien dengan HIV atau pasien dengan hepatitis B atau C mengandung virus tersebut, sedang yang lain tidak.

"Secara fisik tidak dapat dibedakan siapa yang di dalam tubuhnya mengandung virus yang sangat berbahaya tersebut. Oleh karena itu, saat kita berhubungan seks dengan seseorang yang bukan istri kita maka kita sudah berisiko untuk mengalami penyakit infeksi yang berbahaya dan mematikan," jelasnya.