Pakar IDI Soroti Lonjakan Kasus dan Kematian Akibat Omicron

Ilustrasi sampel pasien varian Omicron
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Kasus Omicron kini di Indonesia sudah nyaris menyentuh angka 800 jiwa. Padahal, kasus pertamanya sendiri ditemukan pada akhir tahun 2021 dan kini pertambahan angkanya sudah melonjak tajam.

Ketua Satuan Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban menyoroti penambahan kasus yang cukup signifikan.

Bahkan di Amerika Serikat, Prof Zubairi merasa kenaikannya sangat drastis sehingga Omicron tak selayaknya dianggap sepele.

"Dari tabel bisa dilihat angka meninggal COVID-19 di Amerika Serikat sebanyak 12.620 jiwa dalam sepekan terakhir. Sementara infeksi varian Omicron di sana mencapai 95 persen lebih dari total kasus Covid-19. Data ini menunjukkan Omicron tidak bisa dibilang ringan--pada perkembangannya," ujar Prof Zubairi dalam cuitan di Twitternya.

Tak hanya itu, di Indonesia pun kenaikan kasus COVID-19 terlihat melonjak tajam sejak 'kedatangan' Omicron. Terlihat kini jumlah kasus harian kembali menyentuh angka 1000 untuk pertama kalinya sejak bulan Oktober lalu.

"Angka makin tinggi, waspada juga harus tinggi. Perhitungan kasus harian COVID-19 kita tertinggi dalam tiga bulan. Lampaui 1000 kasus untuk pertama kali sejak Oktober. Jumlah ini meningkat kala Omicron terdeteksi sebulan silam. Sudah waktunya untuk tidak meremehkan," bebernya.

Untuk itu, Prof Zubairi mengimbau agar masyarakat tak lengah dalam menjalankan protokol kesehatan. Dengan hal paling sepele adalah memakai masker, mencuci tangan, serta menghindari kerumunan dalam waktu lama.

"Omicron terus menyebar. Praktikan jaga jarak. Hindari keramaian. Kalau bisa pakai masker N95 dan KN95. Jaga keluarga dan komunitas Anda," pesannya.