Simpan Kentang Sembarangan, Bahaya Keracunan Mengintai

Ilustrasi kentang
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Sumber umbi-umbi dan sayur mayur kerap menjadi bahan makanan yang lezat untuk diolah dengan harga terjangkau. Akan tetapi, sebagian masyarakat belum memahami dengan jeli cara menyimpan dengan baik yang malah berakibat buruk pada kesehatan.

Dikatakan Product Marketing Cookpad Malou Herkes bahwa Organisasi Pangan dan Pertanian Amerika Serikat menyebut jika limbah makanan diibaratkan sebagai sebuah negara, maka dapat menjadi penyumbang emisi gas terbesar ketiga di dunia.

Terlebih, Malou mengungkapkan bahwa banyak masyarakat yang mungkin belum bisa bermigrasi ke gaya hidup ‘zero-waste’ dalam sekejap.

"Tapi setidaknya melalui modifikasi sederhana dalam cara kita mengolah masakan sehari-hari, kita bisa berdampak nyata mengurangi limbah makanan. Dengan terbiasa memasak semua bagian, kita lebih menyadari berapa banyak cita rasa dan nutrisi yang biasanya kita buang," ujar Malou dalam acara virtual bersama Cookpad, beberapa waktu lalu.

Berkaitan dengan itu, pihaknya mendorong agar masyarakat mau menggunakan setiap bagian bahan masakan, dari kulit sampai biji sehingga meminimalisir limbah.

Untuk itu, Product Specialist Prodia OHI Brilliantika Resy Febriani, S.Gz menegaskan perlunya identifikasi bagian dari bahan masakan yang dapat dimakan dengan beberapa faktor sehingga tak membahayakan tubuh.

"Beracun ini yang seperti apa? Yang bergetah, aroma almond, rasa pahit, dan menimbulkan reaksi alergi," tuturnya di kesempatan yang sama.

Kentang.

Photo :
  • U-Report

Seperti jenis umbi-umbian dari singkong dan kentang agar tak dikonsumsi secara mentah lantaran dapat memicu keracunan. Cara paling tepat adalah dengan mencuci bersih dan mengolah dengan cara direbus untuk menghilangkan racun.

"Singkong dan rebung harus cuci dulu untuk kurangi kadar bahaya sehingga aman dikonsumsi karena nutrisinya cukup baik dikonsumsi," katanya.

Selain itu, cara lain adalah dengan merendam bahan umbi-umbi dan sayuran dengan air garam untuk meminimalisir bahaya racun di lapisan luar. Pada buah, bisa menggunakan cuka apel agar pestisida dan bahan kimia berbahaya di kulit luar buah bisa dipangkas.

Sama halnya pada kentang, Resi merekomendasikan untuk menyimpan dengan cara tepat agar tak menimbukkan efek beracun. Apabila kentang disimpan di suhu panas dan terang, dapat menumbuhkan zat bernama solanin.

"Solanin itu jenis glikoalkaloid yang ada di tumbuhan seperti kentang. Jika tidak di suhu tepat seperti kena sinar matahari atau di tempat yang membuat dia tumbuh dan bertunas, kentang jadi ada tunas atau warna kehijauan, ada zat solanin ini. Rasanya pahit dan bisa picu keracunan. Nggak boleh dimakan," pesannya.

Untuk itu, Resi menganjurkan agar menyimpan kentang di area redup dan suhu sejuk. Serta, mengolahnya tak dipanaskan dua kali karena dapat memicu racun saat dimakan.

"Dalam kasus kentang, sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk, gelap, kering, dan terhindari dari cahaya matahari," jelas Resi.