Memaknai Maulid Nabi bagi Generasi Z

Desain Peringatan Maulid Nabi Muhammad Oleh Ahmad Alfariqi
Sumber :
  • vstory

VIVA – Rabiul Awal adalah nama bulan ketiga dalam penanggalan Hijriyah atau Qamariyah. Bagi umat Islam bulan ini merupakan salah satu bulan yang istimewa, karena pada hari ini lahir manusia paling sempurna di dunia yakni Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam.

Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun Gajah atau bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M. Tahun itu dinamakan tahun Gajah karena bertepatan dengan penyerangan pasukan Raja Abrahah dari Yaman ke Ka’bah menggunakan bala tentara Gajah.

Nabi Muhammad lahir dalam keadaan Yatim karena Ayahnya Abdullah binti Abdul Muthalib wafat saat Nabi masih berumur 6 bulan dalam kandungan. Pada umur 6 tahun ibunya Aminah binti Wahab wafat saat perjalanan pulang dari Madinah.

Nabi Muhammad SAW dirawat oleh kakeknya Abdul Muthalib bin Abd Manaf. Tidak lama kemudian, tepatnya pada saat Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berumur 8 tahun kakek beliau wafat. Sebagai penerusnya beliau dirawat oleh pamannya Abu Thalib bin Abdul Muthalib.

Saat dirawat oleh pamannya Nabi Muhammad SAW. mempelajari banyak hal salah satunya adalah berdagang. Pada saat berdagang inilah Nabi Muhammad bertemu dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang istri serta pendukung dakwah Nabi Muhammad SAW yang setia.

Pada masa itu juga Nabi Muhammad mendapat gelar Al-Amin yang berarti orang yang dapat dipercaya. Gelar tersebut beliau dapatkan ketika menginjak usia 35 tahun, dimana waktu itu terjadi perselisihan diantara para kabilah Quraisy mengenai siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad setelah Ka'bah hancur dilanda banjir.

Pada bulan Rabiul Awal umumnya umat Islam mengadakan perayaan maulid Nabi Muhammad. Maulid secara bahasa diartikan sebagai kelahiran, oleh karena itu Maulid bisa diartikan sebagai hari peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Beberapa tradisi di Nusantara yang digunakan untuk mengekspresikan perayaan maulid adalah tradisi Grebek Maulud yang dilaksanakan oleh kesultanan Mataram Islam atau Kesultanan Yogyakarta. Selain itu ada juga yang merayakan dengan menggelar acara shalawat bersama sebagai tanda bukti cinta kepada Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wassalam, serta pengajian.

Para sejarawan berbeda pendapat mengenai awal mula perayaan maulid Nabi. Al-Maqrizy dalam kitabnya al-Khathat menjelaskan bahwa perayaan maulid dimulai saat masa Daulah Fatimiyah Syiah di Mesir. Sumber lain mengatakan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi. Tujuan Salahuddin pada waktu itu adalah untuk menumbuhkan kembali semangat berjihad dalam membela Islam pada masa Perang Salib.

Generasi muda Islam saat ini khususnya generasi Z atau generasi yang lahir antara tahun 1996-2012 beberapa hampir kehilangan jati diri mereka sebagai seorang Muslim. Hal itu bisa dilihat di media sosial beberapa dari mereka yang mengaku muslim ketika di tes mengaji mereka tidak bisa.

Ditambah dengan perkembangan teknologi saat ini di mana akses media sangat mudah dilakukan oleh siapa saja bahkan oleh anak-anak. Tidak heran jika sekarang banyak anak yang berpacaran pada umur belia bahkan terkadang kelewat batas. Kerusakan moral yang terjadi saat ini merupakan salah satu akibat dari salahnya pergaulan dan juga salahnya memilih idola. Mengidolakan seseorang tentu saja boleh tapi seharusnya idola yang paling utama adalah Rasulullah SAW, karena beliau manusia paling sempurna di alam semesta baik akhlak maupun perangainya.

Momentum maulid Nabi adalah momentum yang pas untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap Rasulullah serta menjadikan beliau sebagai idola. Menumbuhkan cinta terhadap Rasulullah SAW. bukan hanya sekadar ikut pada acara-acara yang bertajuk “Bershalawat Bersama”. Contoh, jika seseorang mengidolakan seorang artis seperti Ariel “NOAH” maka dia akan mengikutinya dan menggali banyak informasi supaya tidak ketinggalan berita terbaru.

Lalu, bagaimana cara kita untuk bisa mengenal dan menumbuhkan rasa cinta terhadap Rasulullah SAW?. Jawabannya adalah dengan senantiasa membaca perjalanan hidup dan perjuangan beliau melalui buku atau pada platform-platform media sosial. Sebagai generasi yang hidup di era teknologi 4.0 dan society 5.0. Seharusnya tidak sulit untuk bisa mencari banyak informasi mengenai seluk beluk kehidupan Rasulullah, karena hanya dengan satu benda di genggaman tangan kita.

Sebagai generasi muslim yang hidup di zaman sekarang. Tantangan kita memang cukup berat, karena dengan mudahnya kita bisa terperangkap dalam maksiat yang tidak disengaja. Menjadikan Rasulullah SAW sebagai idola tidak akan membuat kita rugi bahkan malah membuat kita beruntung, karena saat di akhirat kelak beliau adalah makhluk yang paling sibuk memberi syafaat kepada umatnya di saat yang lain sibuk dengan dirinya masing-masing.

Rasulullah juga merupakan sosok idola yang tidak bisa dibandingkan dengan idola-idola kita yang lain saat ini. Akhlak, perangai serta perjuangan yang beliau lakukan dahulu akan tetap dikenang dan bisa diterapkan sampai kapan pun dan di mana pun. Rasulullah adalah makhluk yang paling sempurna dalam segala hal, oleh karena itu dalam Surat Al-Ahzab ayat 21 Allah SWT menerangkan "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladanyang baik bagimu" 

Semoga kita senantiasa dimudahkan untuk bisa mengikuti Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.