Misi Mencari Pinjaman Darurat

GM, Chrysler dan Ford Masih Harus Bersabar

VIVAnews - Pupus sudah harapan General Motors (GM), Chrysler, dan Ford untuk segera mendapat pinjaman darurat pemerintah dalam misi menyelamatkan diri dari kebangkrutan. Pasalnya, pimpinan parlemen (Kongres) Amerika Serikat (AS), baik di Senat maupun di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mensyaratkan ketiga produsen utama otomotif tersebut untuk membuat proposal yang serinci mungkin mengenai kondisi keuangan perusahaan dan rencana untuk keluar dari krisis.

Masalahnya, proses itu memakan waktu. Proposal selambat-lambatnya diserahkan ke Kongres 2 Desember 2008. Namun, bukan berarti permintaan dana langsung disetujui, karena harus melalui pemungutan suara dalam rapat di Kongres, paling cepat 8 Desember 2008. Rapat tersebut akan memutuskan apakah Kongres  akan memberi mandat kepada pemerintah untuk menyisihkan US$ 25 miliar dari anggaran penyelamatan sektor moneter dan perbankan sebesar US$700 miliar yang telah dialokasikan oleh Menteri Keuangan Henry Paulson.

Demikian keputusan pimpinan Kongres yang disampaikan Ketua DPR, Nancy Pelosi, dan Ketua Fraksi Mayoritas Senat, Harry Reid, di Washington DC, Kamis sore 20 November 2008 waktu setempat (Jumat dini hari WIB). "Uangnya tidak akan kami tunjukkan sebelum mereka menyodorkan proposal," kata Pelosi dalam jumpa pers di Capitol Hill.
        
Mendengar pernyataan Pelosi, manajemen GM dan Ford langsung mengeluarkan keterangan tertulis yang intinya segera menyusun proposal seperti yang diminta. Padahal para CEO GM, Chrysler, dan Ford selama tiga hari terakhir berada di Washington DC untuk secara langsung memberikan penjelasan kepada Kongres atas kesulitan perusahaan masing-masing.

Namun penjelasan mereka rupanya masih belum cukup meyakinkan bagi para anggota Kongres sehingga perlu ada proposal tertulis yang harus disusun terperinci. Dengan adanya proposal tersebut, tutur Pelosi, dia dan bersama-sama para anggota Kongres dari Partai Demokrat bisa meyakinkan kolega-kolega mereka dari Partai Republik bahwa pinjaman darurat US$25 sangat diperlukan tidak saja untuk membantu tiga produsen otomotif yang berkepentingan, namun juga untuk menyelamatkan industri otomotif nasional dari jurang kehancuran.  

Selama belum ada proposal rinci, maka sulit mendapat dukungan agar permohonan pinjaman untuk industri otomotif disahkan oleh Kongres dan selanjutnya dapat ditandatangani secara resmi oleh Presiden George W. Bush, yang akan pensiun 20 Januari 2009. Pasalnya, selama ini baik kabinet Bush maupun rekan-rekan mereka sesama Partai Republik di Kongres berkeberatan bila sebagian bantuan darurat untuk sektor keuangan dan perbankan sebesar US$700 miliar disisihkan untuk turut membantu perusahaan otomotif. (AP)

Guru Gembul Sebut Bisnis Air Selawat Raup Keuntungan Miliaran Rupiah
Jemaah haji Indonesia tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah.

Hampir 100 Persen Jamaah Gelombang Pertama Baru Pertama Kali Berhaji!

Berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT), jamaah gelombang I yang telah tiba di Tanah Suci berjumlah 88.987 orang.

img_title
VIVA.co.id
26 Mei 2024