Stok Naik, Harga Minyak Terjungkal dari US$77

VIVAnews - Harga minyak mentah melemah setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa cadangan minyak di negeri itu meningkat lebih besar dari perkiraan. Para pelaku pasar pun kembali was-was mengenai lemahnya tingkat permintaan minyak mentah.

Berdasarkan transaksi di bursa Nymex, Rabu sore waktu New York (Kamis dini hari WIB), harga minyak light sweet turun US$1,71 menjadi US$76,66/barel setelah Selasa lalu sempat mencetak rekor tertinggi sejak 18 November.

"Pasar kembali menghadapi realita dari data yang suram," kata Tom Bentz, pengamat dari BNP Paribas di New York seperti dikutip laman harian The Wall Street Journal. Menurut Bentz, realita itu menunjukkan bahwa pasar minyak masih rentan dengan naik turunnya cadangan minyak mentah di AS.

Menurut data Departemen Energi AS, stok minyak mentah pekan lalu naik 2,1 juta barel menjadi 340 juta barel. Ini merupakan rekor tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

Padahal kalangan pengamat memperkirakan bahwa stok minyak mentah hanya bertambah sekitar 800.000 barel. Tingkat permintaan minyak mentah di AS - konsumen terbesar di dunia - tengah menunjukkan penurunan baru.

Konsumsi minyak di AS dalam empat pekan terakhir hanya sebanyak 18,491 juta barel/hari. Itu merupakan jumlah terendah di bulan November sejak 1995 dan juga tingkat terendah untuk periode empat pekan sejak 10 Juli lalu.




 

Saksi Ungkap Kaca Mata SYL Dibeli Pakai ‘Uang Haram’ Kementerian Pertanian
Pemain Timnas Indonesia Ramadhan Sananta

Susunan Pemain Timnas Indonesia U-23 Vs Uzbekistan, Ramadhan Sananta Gantikan Rafael Struick

Pelatih timnas Indonesia U-23 Shin Tae yong melakukan tiga perubahan dalam susunan 11 pertamanya melawan Timnas Uzbekistan U-23 dalam laga semifinal Piala Asia U 23 2024

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024