Daftar Pengembang Tanah Air dengan Aset Terbesar

Ilustrasi pameran properti di JCC.
Sumber :

VIVA – Jumlah perusahaan properti di Indonesia tergolong cukup banyak. Namun, hanya beberapa saja yang bisa dikatakan sebagai 'Raja Properti' di Tanah Air. Sebab, perusahaan-perusahaan properti tersebut ternyata memiliki jumlah aset yang fantastis.

Punya Banyak Proyek Properti di Bandung Raya, APLN Pede Kuasai Pasar Jawa Barat

Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi mengatakan, PT Lippo Karawaci Tbk, berkode saham LPKR, bercokol di posisi pertama dengan perusahaan beraset fantastis.

"Hal itu, sejalan dengan tren bisnis sektor properti yang positif," ujarnya, seperti dikutip dari keterangannya, Jumat 13 September 2019.

Kembangkan Kawasan Hijau, Lippo Cikarang Sudah Tanam 95.427 Pohon

Dari sisi aset, LPKR memimpin dengan total aset mencapai Rp58,7 triliun. Disusul, Sinarmas Land (BSDE) dengan aset Rp54 triliun, pengembang Ciputra (CTRA) Rp35,7 triliun, Agung Podomoro (APLN) Rp29,7 triliun, Pakuwon (PWON) Rp28,7 triliun, Sumarecon Agung (SMRA) Rp 23,9 triliun, Modern Land (MDLN) Rp16,5 triliun, dan Jababeka (KIJA) Rp12 triliun.  

Dari sisi pendapatan berulang (recurring revenue), LPKR menjadi pengembang yang paling moncer, dengan proyeksi pendapatan senilai Rp9,6 triliun. Recurring revenue LPKR hampir tiga kali lipat lebih banyak dari raihan Pakuwon di posisi kedua sebesar Rp3,4 triliun.

Penyanyi Hizrah yang Sempat Viral Kini Sukses Jadi Milyarder di Bisnis Herbal

Dari sisi likuiditas perusahaan, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) LPKR saat ini adalah yang terbaik di antara semua pengembang di angka 37 persen.

Sementara itu, DER SMRA mencapai 122 persen, APLN 88 persen, MDLN 77 persen, KIJA 70 persen, dan CTRA mencapai 60 persen. DER LPKR yang sangat rendah menunjukkan kesehatan persero yang  baik dan kemampuan untuk berkembang di tahun-tahun mendatang.

Adapun dari sisi kepemilikan mal, LPKR juga memimpin dengan 51 mal. Sementara itu, pengembang BSDE berada di posisi kedua dengan 16 mal, APLN 13 mal, Pakuwon tujuh mal, Ciputra empat mal, dan Sumarecon tiga mal.

Kemudian dari sisi average trading volume, saham LPKR juga tercatat paling banyak diperdagangkan sebanyak 80 juta lembar saham per hari, lebih banyak dibanding dengan saham pengembang lain. Saham PWON berada di posisi kedua dengan 75 juta lembar, CTRA 46 juta lembar, APLN 40 juta lembar, dan SMRA 16 juta lembar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya