Kepala BKPM Bingung Sudah Susah Cari Tekstil Made In Indonesia

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadia (tengah).
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVAnews.

VIVA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menerima sejumlah pengusaha tekstil di kantornya pagi ini. Pengusaha itu tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Produsen Serat Sintetis dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI). 

Investasi Hilirisasi Turun Jadi Rp 75,8 Triliun di Kuartal I-2024

Usai pertemuan, Bahlil mengatakan, pemerintah maupun pengusaha ingin meningkatkan daya saing produk garmen Indonesia baik dari hulu maupun hilir. Sebab, garmen mempunyai salah potensi kontribusi terbesar dalam ekspor maupun untuk kebutuhan dalam negeri.

Dia pun mengakui bahwa akhir-akhir ini banyak produk asing masih terus menggempur pasar Indonesia. Menurutnya, penetrasinya masih besar sekali.

Bahlil Sentil Perbankan RI Enggan Sokong Hilirisasi, Malah Dikuasai Asing

"Sampai kemudian kalau cek di pasar-pasar maupun di Tanah Abang itu sudah susah kita mendapatkan made in Indonesia," kata Bahlil di kantornya, Jakarta, Rabu 11 Desember 2019. ,

Menurutnya, gempuran negara lain di sektor tekstil ini harus kemudian dicarikan solusinya. Khususnya mencari solusi yang terbaik agar harga produk dalam negeri yang dijual tidak lebih mahal ketimbang produk negara lain.

Realisasi Investasi RI Kuartal I-2024 Tembus Rp 401,5 Triliun, 24,3 Persen dari Target 2024

Dia mengatakan, beberapa kesimpulan telah diambil dari kajian terhadap berbagai masalah yang ada. Pertama, ada sebuah keharusan untuk merevitalisasi pabrik tekstil di Indonesia.

Kedua, lanjut Bahlil, perlu membenahi perihal pendanaan dari perbankan Indonesia untuk UMKM yang seharusnya bisa melakukan penetrasi. 

"Yang ketiga adalah negara harus hadir dalam membuat regulasi untuk memudahkan mereka termasuk dengan keringanan pajak. Ini problem juga," ujar Bahlil.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia

Jabatan Menteri era Jokowi Habis Oktober, Ini Kata Bahlil soal Target Investasi Rp 1.650 triliun

Bahlil berharap para menteri di pemerintahan selanjutnya bisa meneruskan target realisasi investasi tahun 2024, yang telah dicanangkan sebesar Rp 1.650 triliun.

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024