LRT Hingga MRT Kerek Harga Properti, Begini Penjelasannya

Ilustrasi LRT.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Beroperasinya Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta rute Velodrome-Kelapa Gading yang beroperasi secara komersial dan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, membuat angin segar baru industri properti di sekitarnya. 

Jokowi Resmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Ungkap Makna Nama WHOOSH: Tercepat di Asia Tenggara

Country Manager Rumah.com, Marine Novita menjelaskan, sistem transportasi massal dalam kota memiliki dampak yang sangat nyata pada kenaikan harga properti. 

Keberadaan koridor transportasi baru atau perubahan sistem transportasi massal yang diciptakan LRT misalya, dinilai akan meningkatkan potensi investasi properti di suatu wilayah. 

Kereta Cepat Jakarta Bandung Resmi Beroperasi, Jokowi: Tanda Modernisasi Tranportasi Massal

“Walaupun baru memiliki rute sepanjang 5,8 kilometer namun dengan mulai beroperasinya LRT Jakarta ini maka investasi properti di sekitar wilayah Rawamangun, Pulomas dan Kelapa Gading akan ikut terkerek naik,” jelas Marine dikutip dari keterangannya, Senin 16 Desember 2019. 

Apalagi menurut Rumah.com Property Index pasar properti DKI Jakarta mulai menunjukkan adanya tren kenaikan setelah sempat stagnan dalam satu tahun terakhir. Rumah.com Property Index mencatat indeks harga properti di DKI Jakarta berada pada angka 131,0 atau turun tipis sebesar 0,07 persen pada kuartal III 2019. 

Ingin Diintegrasikan, Jokowi Minta Transportasi Publik Harus Mudah dan Nyaman

“Data kenaikan menurut Rumah.com Property Index ini jauh di atas rata-rata kenaikan per kuartal sepanjang 2018, sebesar 0,2 persen Secara tahunan, kenaikan harga properti residensial di DKI Jakarta adalah sebesar empat persen. Kenaikan secara tahunan ini masih sama dengan tahun lalu,” ungkap Marine.

Menurutnya, harga properti akan terus bergeliat ke depannya seiring dengan berkembangnya moda transportasi massal baru tersebut. Apalagi kalau nanti LRT Jabodebek yang memiliki rute sampai ke daerah pinggiran Jakarta seperti Bogor, Depok dan Bekasi yang merupakan area industri utama di Jawa Barat sudah bisa beroperasi.

"maka kehadiran kereta komuter layang dengan rangkaian gerbong pendek ini bisa menjadi solusi transportasi bagi warga komuter termasuk para pekerja,” jelasnya.

Menurut Marine, beroperasinya LRT Jakarta juga bisa mendorong masyarakat untuk memilih hunian yang memiliki kedekatan akses dengan sarana transportasi. Hal ini juga sejalan dengan hasil survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2 2019.

Survei itu menunjukkan, kedekatan dengan transportasi publik menempati posisi teratas sebagai faktor penting yang dipertimbangkan untuk membeli properti di mana sebanyak 71 persen responden survei memilih hal tersebut.

Selain kedekatan dengan transportasi publik, pertimbangan utama lainnya yang menjadi pilihan responden adalah jarak ke tempat kerja atau kantor sebesar 57 persen. Kemudian, disusul dengan lingkungan yang ramah anak sebesar 41 persen dan kedekatan ke sarana kesehatan seperti rumah sakit sebesar 37 persen.

Sementara itu Diahhadi Setyonaluri, Peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menilai, konsumen yang membeli hunian cenderung mempertimbangkan  empat faktor utama dalam membeli properti terutama rumah hunian.

“Membeli rumah antara lain dekat dengan transportasi publik, akses ke pengaruh anak (misalnya daycare), akses ke aminities lainnya seperti rumah sakit, taman bermain, pasar, dan mall,” jelasnya.

Survei langsung ke lokasi properti idaman menurut Marine, penting untuk dilakukan. Selain bisa mengetahui langsung kondisi lingkungan perumahannya, fasilitas dan potensi sekitar, konsumen juga bisa mengukur jarak tempuh dan mempelajari akses transportasi dan fasilitas umum yang ada. 

"Maka, hunian yang memiliki kedekatan akses menuju transportasi umum akan memudahkan mobilitas para penghuninya menuju tempat aktivitas atau pekerjaannya khususnya bagi para pekerja,” Marine. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya