Logo ABC

Kisah WNI Penderita Kanker Berjuang dan Bertahan di Australia

Ramos Binar Situmorang ketika sedang menjalani kemoterapi leukemia terakhirnya di rumah sakit di Adelaide, Australia.
Ramos Binar Situmorang ketika sedang menjalani kemoterapi leukemia terakhirnya di rumah sakit di Adelaide, Australia.
Sumber :
  • abc

"Kadang-kadang saya dan suami bersyukur karena Ramos terdiagnosa di Australia," kata dia.

RAMOS - AFTER TREATMENT Ramos Binar Situmorang dinyatakan sembuh dari kanker di awal tahun 2018.

Supplied: Angela Wika

"Dokter dan obat-obatan istilahnya lebih bagus, sementara di Indonesia sistemnya mungkin tidak sebagus ini juga, masih harus antre dan sebagainya."

Walau menyadari bahwa ada lebih banyak anggota keluarga yang dapat membantu di Indonesia, Wika mengatakan "support system" di Australia sebenarnya juga sangat membantu.

"Memang di sana kelebihannya ada keluarga yang mendukung, yang mungkin bisa membantu menjaga anak dibandingkan di sini," kata Wika.

"Tapi di sini [Australia] juga, selain "support system" [sendiri] yaitu ibu saya, ada banyak organisasi kanker anak-anak dan mereka sangat luar biasa dukungannya."

Bantuan yang Wika terima dari organisasi tersebut meliputi bantuan finansial berupa peringanan biaya sekolah hingga voucher belanja dan uang bensin.

Selain itu, organisasi tersebut juga menyediakan layanan konsultasi kesehatan mental para "support system".

"Anggota organisasi suka punya perwakilan yang datang ke rumah sakit dan mengajak ngobrol, menanyakan kabar dan bertanya perlu bantuan apa."

Pendamping juga butuh bantuan

Wika mengatakan bahwa suaminya sempat mengalami gangguan stress pascatrauma atau PTSD setelah Ramos dinyatakan sembuh.

"Karena suami saya yang paling dekat dengan Ramos karena dia yang selalu menjaga, dia sempat kena PTSD," kata Wika.