Tiga Skenario Moody's Terhadap Ekonomi Dunia Akibat Dampak Corona

Ilustrasi ekonomi dunia
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Moody's Analytics memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan semakin memburuk sepanjang 2020 akibat mewabahnya virus corona (covid-19). Bahkan Moody's telah menyiapkan tiga skenario untuk melihat sejauh mana wabah tersebut berdampak ke ekonomi.

Moody's Pertahankan Sovereign Credit Rating RI Baa2, Gubernur BI: Bentuk Kepercayaan Internasional

Berdasarkan perkiraan April 2020, Moody's Analytics meramalkan ekonomi dunia akan mengalami kontraksi sangat dalam hingga -4,2 persen. Jauh di bawah perkiraan pada Maret 2020 yang masih mampu tumbuh di level 1,9 persen dan Januari 2020 di level 2,6 persen. 

Sementara itu, untuk Indonesia, diperkirakan pertumbuhannya hanya akan mencapai 2,1 persen, Malaysia -0,3 persen, Singapura -4,5 persen, Thailand -2,3 persen, Filipina mampu tumbuh 2,3 persen dan Vietnam tumbuh 3,1 persen. Adapun seperti Amerika Serikat terkontraksi hingga -5,8 persen dan Zona Eropa -7 persen.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Perkiraan tersebut didasari dari tiga skenario yang telah rancang Moody's Analytics. Pertama, skenario optimistis di mana 5-10 juta orang terpapar covid-19 secara global dengan puncak infeksi terjadi pada April 2020. Pada saat itu, tingkat kematian satu persen dan meredanya wabah pada Juni.

Adapun skenario moderat atau forecast baseline, di rancang untuk 10-15 juta terkonfirmasi terpapar Covid-19, puncak infeksi terjadi pada Mei 2020, tingkat kematian 1,5 persen dan meredanya infeksi pada Juli. 

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Sementara itu, skenario terburuk Moody Anlytics dirancang dengan perkiraan jumlah orang yang terpapar covid-19 mencapai 15-20 juta, puncak infeksi terjadi pada Juni, tingkat kematian 4,5 persen dan meredanya wabah baru terjadi pada September.

Pengamat Ekonomi dari Perbanas Institute, Piter Abdullah Redjalam mengatakan, terkontraksinya pertumbuhan ekonomi global memang tidak dapat dielakkan lagi mengingat sejumlah lembaga internasional telah memperkirakan hal tersebut. 

Namun, lanjut Piter, yang jadi permasalahan tingkat jatuhnya perekonomian tersebut yang jauh berbeda-beda di setiap negara.

"Berapa besar kontraksinya akan sangat bergantung berapa lama. Kalau terus memburuk sampai dengan akhir tahun pertumbuhan ekonomi global bisa terkontraksi lebih besar," ungak dia saat dihubungi VIVAnews, Rabu, 29 April 2020.

Di sisi lain, Piter melanjutkan, dampak negatif covid-19 juga sangat bergantung dari kebijakan antisipasi yang disiapkan dan diberikan oleh pemerintah. Jika kebijakan antisipasi atau stimulus tersebut lama ditransmisikan kepada sektor industri maupun masyarakat pada umumnya. Maka hanya akan memperburuk dampak wabah.

"Kalau kebijakan pemerintah tidak cepat dan tidak efektif membantu dunia usaha, perekonomian kita akan benar-benar terpuruk dan sulit untuk bangkit kembali," tegas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya