Alasan Anjloknya Ekonomi RI Kuartal I-2020 Menurut BI

VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 hanya mencapai 2,97 persen secara year-on-year, atau lebih rendah jika dibandingkan kuartal I-2019 yang tumbuh 5,07 persen.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menjelaskan, hal ini merupakan dampak dari penanganan covid-19 yang meliputi langkah social distancing, physical distancing, work from home, dan PSBB.

"Yang nyatanya juga mulai memengaruhi berbagai kegiatan ekonomi, baik itu konsumsi, investasi, di samping ekspor dan impor," kata Perry dalam telekonferensi, Rabu 6 Mei 2020.

Perry mengakui bahwa hal ini di luar dugaan pihaknya. Semula, BI memperkirakan bahwa pengaruh dari penanganan covid-19 itu baru akan terasa di bulan April, Mei, dan setengah Juni.

"Atau dalam dua setengah bulan, untuk kemudian selesai di Agustus. Karena kami mengira di bulan Maret itu belum kena (dampak penanganan covid-19)," ujar Perry.

Perry juga mengakui melesetnya prediksi tingkat konsumsi yang sebelumnya diperkirakan sekitar 4,4 persen, akibat terdampak wabah covid-19.

Karena, menurutnya rata-rata tingkat konsumsi masyarakat itu masih bisa tumbuh di kisaran 4,9-5 persen ke atas, sehingga prediksi penurunannya pun dinilai hanya akan anjlok sampai 4,4 persen.

"Ternyata dari catatan BPS hanya tumbuh 2,8 persen saja. Demikian juga dengan investasi yang semula kami perkirakan 2,4 persen, ternyata hanya 1,7 persen," kata Perry.

Jill Biden Kembali Positif COVID-19, Segera Isolasi Mandiri di Rumah

Karenanya, Perry pun akhirnya mengakui penanganan wabah covid-19 melalui sejumlah mekanisme, seperti social-physical distancing, WFH, dan PSBB, ternyata juga telah memengaruhi berbagai aspek pertumbuhan ekonomi lebih awal dari prediksi pihaknya.

"Jadi artinya, social dan physical distancing, WFH, telah berpengaruh pada pendapatan masyarakat, yang karenanya konsumsi masyarakat juga berpengaruh ke aktivitas produksi dan investasi dari dunia usaha," ujarnya.

Belum Lenyap, Kasus COVID-19 di Indonesia Didominasi Varian EG.2 dan EG.3
Puncak arus balik mudik di Terminal Kalideres, Jakarta Barat.

Jumlah Pemudik Lebaran 2024 Capai 193,6 juta, Airlangga: Ada Andil Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut, adanya mudik Lebaran Idul Fitri tahun ini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi RI.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024