VIVAnews - Meski fundamental ekonominya relatif lebih kuat dibandingkan 1997 lalu, tidak ada satu pun negara-negara di kawasan Asia Timur yang bakal lolos imbas krisis ekonomi global.
Bank Dunia dalam laporan East Asia & Pasific Update menduga pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asia Timur pada 2009 akan menurun drastis.
Wakil Presiden Bank dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik Jim Adams di kantor Bank Dunia, Jakarta, Rabu 10 Desember 2008 mengatakan, pertumbuhan Product Domestic Bruto (PDB) di kawasan Asia Timur yang sedang berkembang yakni Cina, Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, Papua Nugini, Mongolia dan negara-negara kepulauan Pasifik akan turun dari 8,5 persen pada 2008 menjadi 6,7 persen.
Sedangkan PDB secara keseluruhan, termasuk Korea, Singapura, Hong Kong dan Malaysia diperkirakan akan turun dari 7 persen menjadi 5,3 persen.
Jim mengatakan, Asia Timur akan menghadapi sejumlah risiko negatif besar dalam jangka pendek. Namun negara-negara ini akan lebih kuat jika terus mempertahankan stabilitas makro ekonomi, melakukan ekspor antarkawasan, merangsang pertumbuhan domestik dan mengedepankan reformasi untuk meningkatkan daya saing.
Bank Dunia juga memuji langkah-langkah yang telah dilakukan negara-negara ini dalam menghadapi krisis global. "Berkat gerak cepat dari para pembuat kebijakan di hampir setiap negara Asia Timur, sistem-sistem perbankan sejauh ini dapat mengatasi krisis," kata Jim.
Langkah-langkah itu telah membantu menstabilkan situasi dan berperan sebagai salah satu pilar pertumbuhan bagi perekonomian global. Asia Timur, kata Jim, diproyeksikan akan berkontribusi pada sepertiga pertumbuhan global di tahun 2008.
Laporan juga menyebutkan, seiring dengan bergulirnya krisis, negara-negara yang banyak memiliki ruang gerak untuk bermanuver adalah mereka yang memiliki beban utang rendah, surplus dalam rekening lancar fiskal dan eksternal, serta cadangan devisa yang besar.
Update ini memperingatkan bahwa negara-negara yang paling rentan di kawasan ini adalah mereka yang memiliki neraca modal yang lebih terbuka, kepemilikan modal asing yang besar dan sangat bergantung pada investasi portofolio asing.
Sementara negara berpendapatan rendah, seperti Laos, Kamboja, Papua Nugini, Timor Leste dan negara-negara di kepulauan Pasifik tidak akan merasakan dampak krisis keuangan karena sistem-sistem perbankan mereka tidak terlalu terpengaruh pergerakan pasar modal.
"Namun mereka akan tetap merasakan dampak penurunan pendapatan ekspor komoditas, pariwisata dan devisa dari buruh migran," kata ekonom utama Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Vikram Nehru.
Pada 2009, laporan menyebutkan, angka kemiskinan turun dari semula 10,36 persen menjadi 10,68 persen. "Meski jumlah orang miskin di kawasan terus menurun, seandainya tidak terjadi krisis sekitar 5,6 juta orang diperkirakan bisa bebas dari jerat kemiskinan ekstrem," kata Nehru.
VIVA.co.id
30 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Timnas Indonesia melaju ke babak perebutan juara tiga Piala Asia U23. Timnas Indonesia resmi tantang Irak di Perebutan juara 3 Piala Asia U23 AFC Cup 2024.
Perbandingan 2 Aplikasi Penyimapanan Poto Yang Digunakan Para Pemegang Smartphone
Gadget
31 menit lalu
Aplikasi penyimpanan poto lagi ramai di gunakan oleh kalangan pengguna gadget, karena hampir setiap saat poto dari smartphone selalu di simpan di cloud poto agar aman
Waspada! 3 Zodiak Ini Berpotensi Ngomongin Keburukkanmu di Belakang
Gadget
sekitar 1 jam lalu
Kenali tiga zodiak yang sering mengkritik orang lain di belakang. Temukan bagaimana menghadapi sikap mereka.
Ingin menikmati tontonan viral dari Jepang, tanpa sensor dan dengan kualitas HD? Terkadang, pencarian konten semacam ini bisa sulit, terutama situs-situs tertentu
Selengkapnya
Isu Terkini